TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Megahnya bangunan baru Stasiun Palmerah masih menyisakan kesulitan bagi ibu hamil, lansia dan penyandang difabel. Mereka pun dibuat kebingungan.
Sejak dioperasionalkan Sabtu (6/6/2015), ibu hamil, lansia dan penyandang difabel yang menggunakan jasa kereta api harus tertatih-tatih menuju lantai 2 untuk masuk maupun Stasiun Palmerah.
"Bapak, apa tidak ada keringanan atau jalan khusus untuk ibu hamil sama orang-orang sepuh?" tanya Uma, seorang ibu hamil kepada petugas di Stasiun Palmerah.
Saat bertanya, nafas Uma masih terengah-engah. Sesekali ia mengelap keringat yang membasahi wajahnya.
Video wajah baru Stasiun Palmerah, Jakarta Barat.
Tidak hanya Uma, seorang nenek terlihat berjalan pelan menuju tangga penyeberangan dari arah DPR RI. Beruntung, ada penumpang lain yang berbaik hati menggandeng sang nenek.
Petugas yang ditanya pun menjawab, sebenarnya ada pintu khusus untuk ibu hamil, lansia dan kaum difabel. "Nantinya ada semacam pintu darurat lewat bawah. Tapi, ini sedang diperbaiki," kata petugas sambil menunjuk bangunan lama Stasiun Palmerah.
Namun, saat didatangi, petugas di pintu yang dimaksud, Uma justru mendapat penolakan. "Ibu ke sana ke arah penyeberangan kalau mau naik dan turun," kata petugas lainnya.
Bangunan Stasiun Palmerah yang sekarang memang tampak lebih megas. Tampilannya terlihat lebih rapi dan luas dengan bangunan dua lantainya. Ada 13 pintu masuk elektronik berjajar di satu sisi lantai tersebut. Di sisi luar gate, tampak dua jembatan penyeberangan orang. Satu ke arah Jalan Tentara Pelajar menuju Slipi dan satunya lagi menuju Patal Senayan.
Di sisi kanan dan kiri lantai tersebut, terdapat masing-masing dua tangga menuju peron. Salah satu tangga berupa eskalator yang sudah berfungsi.
Sementara itu, pada sisi paling dekat dengan gate, terdapat elevator, masing-masing satu unit di sisi kanan dan kiri. Elevator itu pun sudah berfungsi dengan baik.