TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT TransJakarta Antonius Kosasih mengungkapkan kecelakaan lalu lintas yang melibatkan bus TransJakarta kebanyakan diakibatkan pengendara kendaraan pribadi khususnya sepeda motor masuk ke jalur busway.
"Sebagian besar kecelakaan yang dialami Transjakarta 80 sampai 90 persen terjadi di jalur busway karena ada kendaraan pribadi masuk jalur busway. Sebagian besar dari kendaraan pribadi itu roda dua," kata Kosasih di Balai Kota, Jakarta, Rabu (24/6/2015).
Dikatakan dia, memang pihaknya agak kesulitan untuk melakukan sterilisasi jalur busway. Kecelakaan diakibatkan kendaraan pribadi masuk jalur busway secara tiba-tiba. Sementara bus TransJakarta tidak bisa langsung menghentikan kendaraannya karena harus memperhitungkan keselamatan penumpang yang ada di dalamnya.
"Ingat bahwa yang namanya bus itu tidak mungkin bisa begitu direm langsung berhenti mendadak karena itu rem angin. Begitu diinjak, dia ada waktu beberapa meter baru berhenti. Tujuannya supaya penumpang di dalam bus tidak jatuh semua. Kalau bus langsung berhenti, penumpang yang di dalam bisa langsung jatuh," ungkapnya.
Seperti yang terjadi di Plumpang, Jakarta Utara. Dikatakan Kosasih kecelakaan terjadi akibat motor yang sarat muatan barang memaksa melewati sparator masuk ke jalur busway. Kemudian motor sebelum tertabrak TransJakarta sempat oleng dan menbrak kontainer.
"Dia jatuh pada saat bus lewat. Busnya sudah mengerem, tapi karena ada jangka waktu jadi kena," ucapnya.
Pihak PT TransJakarta menyesali banyaknya kecelakaan di jalur busway akibat kendaraan pribadi banyak yang menyerobot jalur untuk bus TransJakarta tersebut.
Kosasih pun merasa prihatin dengan sopir-sopir bus TransJakarta yang selalu disalahkan bila terjadi kecelakaan lalu lintas yang melibat bus TransJakarta.
"Kami kasihan sama sopir-sopir kami kalau menabrak di jalur busway disalahi," ucapnya.