TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagai upaya mencegah siswa-siswi di wilayah Jabodetabek melakukan kegiatan yang bertentangan dengan norma-norma agama, maka pihak sekolah meningkatkan pengawasan.
Peningkatan pengawasan itu berkaca dari rencana diselenggarakannya pesta bikini bertajuk "Splash After Class" pada April 2015 lalu. Namun, acara dalam rangka kelulusan pelajar SMA itu dibatalkan EO karena banyak mendapat respons negatif dari masyarakat.
“Pihak sekolah akan memperketat acara yang diadakan siswa," ujar Gunanto, Kepala SMAN 12 Jakarta, Rabu (1/7/2015).
Seperti diketahui, perseteruan antara Event Organizer, Divine Production dengan sembilan SMA terkait pencatutan nama penyelenggaraan pesta bikini berakhir damai.
Ini terjadi setelah para pihak menandatangani perjanjian damai. Perjanjian perdamaian tersebut diinisasi Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
“Divine menyetujui permintaan maaf, hal ini pelajaran dan pesan moral agar tidak lagi terjadi hal seperti ini. Cukup puas. Siswa tidak memahami acara ini dan dianggap seperti pensi (pentas seni) saja,” kata dia.
Sebelumnya, undangan pesta bikini di sebuah hotel di kawasan Gunung Sahari sempat membuat heboh laman Youtube. Semula, acara itu digelar 25 April 2015 dalam rangka perayaan kelulusan pelajar di sejumlah SMA yang berada di Bekasi dan Jakarta. Namun acara dibatalkan oleh EO karena banyak mendapat respon negatif dari masyarakat.