TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selesainya revitalisasi stasiun Palmerah, banyak keluhan justru masuk terutama dari penyandang cacat dan ibu hamil. Pasalnya tempat masuk stasiun tersebut harus melewati jembatan penyeberangan terlebih dahulu.
Seorang ibu hamil pengguna kereta api dari stasiun Palmerah, mengaku lelah jika harus menaiki tangga untuk bisa masuk ke dalam stasiun Palmerah. Karena sebagai calon ibu, ia harus rela berdesak-desakan di sore hari saat jam pulang kantor dan menaiki tangga yang tinggi agar bisa masuk kereta.
"Pintu untuk ibu hamil selain jembatan itu kemana? Ibu hamil ngos-ngosan naik JPO (Jembatan Penyebrangan Orang). Setiap ditanya petugasnya belum siap," ujar seorang ibu hamil, Hani kepada Tribunnews.com, Senin (6/7/2015).
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT KCJ M. Fadhil memaparkan untuk ibu hamil dan penyandang cacat bisa lewat pintu bawah stasiun Palmerah. Dengan begitu, mereka tidak perlu repot-repot naik tangga bersama calon penumpang lainnya.
"Mereka bisa masuk dari bawah, dibantu petugas bisa masuk dari sana," ungkap Fadhil kepada Tribunnews.com.
Fadhil memaparkan bahwa petugas KCJ yang bertugas akan memberi pengecualian khusus bagi ibu hamil dan penyandang cacat untuk masuk lewat pintu bawah stasiun Palmerah."Di dalam area steril, mereka harusnya nggak boleh, tapi ada pengecualian tugas dibawah," kata Fadhil.
Sebelumnya stasiun Palmerah menghabiskan total pendanaan Rp 36 miliar untuk revitalisasi, dengna kontrak multiyears tahun 2013 sampai dengan 2014. Revitalisasi stasiun Palmerah meliput pembangunan stasiun dan fasilitasnya, seperti Jembatan Penyebrangan Orang (JPO), gate tiket, ruang menyusui (Nursery Room), jalur untuk penyandang cacat serta empat escalator dan dua lift memudahkan penumpang naik/turun ke stasiun terutama perempuan, manula dan anak-anak.
"Anggaran (Rp 36 miliar) Ini merupakan dana Kementeriaan Perhubungan APBN murni," ujar
Direktur Jendral Perkeretaapian, Hermanto Dwiatmoko
Sebagai tambahan revitalisasi stasiun Palemrah juga dilengkapi dengan Mushola, Ruang Kesehatan, Toilet untuk Pria dan Wanita. Bangunan Stasiun seluas 2.520 M2 (126 M x 20 M) ini, didesain untuk mendukung Pengarusutamaan Gender) serta tetap mempertahankan bangunan heritage sebagai salah satu bangunan Cagar Budaya di wilayah Provinsi DKI Jakarta.