TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebakaran terjadi di JW Sky Lounge Terminal 2E Bandara International Soekarno-Hatta, Minggu (5/7/2015) pagi.
Kebakaran diduga terjadi karena korsleting listrik.
Koordinator Gerakan Rakyat Anti Manipulasi BUMN, Andianto, mengatakan kebutuhan listrik bandara International Soekarno-Hatta belum pernah dilakukan penambahan daya sejak 1984. Sejalan keinginan melakukan penambahan daya kejanggalan menyelimuti proyek pengadaan.
"Akibat, blackout listrik bandara berdampak aliran listrik putus total dan kebakaran. Hubungan antara pihak bandara dan pesawat mendarat dan terbang terputus," ujar Andianto di Jakarta, Senin (6/7/2015).
Menurut Andianto, peristiwa tersebut berbahaya dan mengancam keselamatan penerbangan, terutama nyawa penumpang.
Hal ini karena jaringan listrik bandara kurang memadai, sehingga antara pesawat satu dan lainnya saling bertabrakan dan hangus terbakar.
Sementara itu, Ketua Komisi VI Ahmad Hafisz Tohir mengatakan pentingnya pengembangan kapasitas dan jaringan listrik di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Keberadaan proyek tersebut harus ditingkatkan.
"Komisi VI setuju dalam rangka mengamankan airport yang punya pengamanan tinggi dan bahaya jika black out sering terjadi," ujarnya.
Oleh karena itu, anggota Komisi VI, Lili Asdjudiredja meminta kepada PT Angkasa Pura memperhatikan kualitas pemenang tender supaya tidak terjadi kesalahan penunjukan. Sebab, ini menyangkut keselamatan banyak orang yang menggunakan transportasi udara.