TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Polisi masih mengembangkan penyidikan atas peristiwa bom toilet Mall Alam Sutra. Kapolri Jenderal Badroddin Haiti menyebut ada kesamaan bahan peledak dengan bom Cibiru, Bandung 2010.
Pengamat terorisme Ridlwan Habib menyebut kelompok Cibiru adalah unit kecil yang sangat militan dan telah membunuh tiga polisi pada 2010. “Dari ciri bom yang menurut Kapolri mirip Cibiru, bisa dilacak pada instruktur bom Cibiru yang saat ini masih menjalani hukuman penjara,” ujar Ridlwan, Sabtu (11/7/2015).
Ridlwan menjelaskan kelompok Cibiru adalah sebuah grup jihad beranggotakan enam orang yang awalnya berkumpul di pengajian masjid As Sunah Cileunyi, Bandung, Jawa Barat. Pengasuh pengajian kelompok Cibiru saat itu adalah Amman Abdurahman, yang saat ini ditahan di LP Kembang Kuning, Nusakambangan.
Salah satu anggota kelompok Cibiru adalah desertir TNI AD Yuli Harsono yang membunuh tiga polisi pada Maret dan April 2010. Polisi yang dibunuh adalah Yona Anton Setiawan di Pospol Prembun, dan Eko Iwan Nugroho dan Wagino di Pospol Kentengrejo, Purworejo, Jawa Tengah. Yuli Harsono , desertir TNI AD berpangkat terakhir Praka itu sendiri sudah tewas dalam baku tembak dengan Densus 88 di Klaten, Jawa Tengah Juni 2010.
Anggota kelompok Cibiru yang lain sudah dipenjara. Salah satunya Kurnia Widodo (divonis 6 tahun pada 2011) merakit bom untuk menyerang objek vital dengan bahan-bahan kimia yang didapatkan dari toko umum. Kurnia adalah alumni jurusan Teknik Kimia sebuah universitas terkenal di Bandung.
"Dia terkenal sebagai ahli open source bomb. Bisa merakit bom dengan bahan-bahan oplosan, mereka saat itu menyiapkan bom mobil dengan casing Mitsubishi galant,” katanya.
Simpul kelompok Cibiru adalah Amman Abdurahman. Baik Yuli Harsono, Kurnia Widodo dan anggota lainnya menjadi radikal dan militan setelah mengikuti ceramah Amman. “Saat ini Amman Abdurahman adalah tokoh pro ISIS di Indonesia yang paling didengar, dia masih bisa berceramah dari dalam LP dan disebarluaskan anggotanya menggunakan aplikasi soundcloud,”ujar alumni S2 Kajian Stratejik Intelijen UI itu.
Jika jejak bom mengarah ke kelompok yang sama dengan Cibiru 2010, Ridlwan menduga pelaku bom Alam Sutra adalah kelompok yang pro ISIS. “Motifnya bisa bermacam-macam, terutama menciptakan kepanikan masyarakat menjelang hari raya Idul Fitri," ujar peneliti Indonesia Intelligence Institute tersebut.
Ridlwan yakin aparat Densus 88 dan BNPT bisa mendapatkan data dari sisa sisa anggota Cibiru yang sekarang semuanya berada dalam penjara.
"Apakah mereka menerima murid baru di dalam penjara, atau sisa jaringan lama yang belum tertangkap, masyarakat perlu segera ditentramkan jelang lebaran," tegasnya.