TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Metro Jaya melakukan identifikasi terhadap korban meninggal peristiwa kebakaran di PT Mandom kawasan industri MM 2100 Cikarang, Kabupaten Bekasi.
Sebanyak enam orang meninggal dunia. Satu diantaranya telah berhasil diidentifikasi, yaitu Febriani (21). Dia menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Pusat Pertamina. Dia menderita luka bakar sebesar 70 persen.
Sementara lima orang lainnya masih berada di Rumah Sakit Pusat Polri RS Sukanto. Wujud fisik jenazah tersebut tidak bisa diidentifikan secara visual. Korban sudah hangus terbakar.
Untuk mengumpulkan data dan informasi terkait korban peristiwa kebakaran PT Mandom, Kabid Dokkes Polda Metro Jaya Kombes Pol Musyafak mendirikan posko ante mortem di Mapolres Kabupaten Bekasi.
"Pada Jumat malam, korban (meninggal dunia,-red) di RS Sukamto sudah dilakukan pemeriksaan dan pengambilan sampel. Pada Sabtu-Minggu, kami melakukan pendataan keluarga yang melapor," ujar Musyafak ditemui di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (13/7/2015).
Musyafak menjelaskan, sebanyak lima orang keluarga telah mengambil sampel dna. Dari keterangan lima orang keluarga itu diketahui jenis kelamin korban meninggal dunia, mereka yaitu 4 orang perempuan dan 1 orang laki-laki.
Meskipun sudah didapatkan data mengenai jenis kelamin korban meninggal dunia, namun, pada Senin ini, dilakukan pemeriksaan dna di Mabes Polri. Pemeriksaan dna dilakukan untuk mengetahui dan memastikan identitas korban.
"Habimin melapor atas nama putrinya yang bernama Rosiana, Supono melapor atas nama putrinya yang bernama, maita, Muhidin melapor atas nama putranya yang bernama M Nasori, Subari melapor atas nama putrinya yang bernama Viola, dan Sugiyanto melapor atas nama putrinya yang bernama Nur Hasanah," kata dia.
Selain enam orang meninggal dunia, sebanyak 52 orang menderita luka bakar. Mereka dirawat di 10 rumah sakit, masing-masing lima rumah sakit di wilayah DKI Jakarta dan lima rumah sakit di Bekasi.
Musyafak berharap supaya korban menderita sakit segera sembuh. "Kami menunggu satu minggu ke depan untuk waktu krisis mudah-mudahan semua bisa tertolong," katanya.