TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang calon penumpang bernama Ani merasa kesal kepada oknum petugas PO bus di Terminal Pulogadung, Jakarta yang telah memaksanya untuk membeli tiket di PO bus tertentu.
Petugas PO bus tersebut diakuinya memaksa ia dan sekeluarga untuk membeli tiket PO Pratama, sedangkan dia menginginkan membeli tiket PO Sinar Jaya.
"Saya mau naik Sinar Jaya, tapi disuruh beli Pratama. Tas saya ditarik sama dia. Katanya si tukang tiket "jika belum bayar tiket, tas tidak boleh diambil," ujar Ani menirukan perkataan seorang petugas PO.
Suami Ani, Amin melaporkan kejadian tersebut kepada Pos Pengamanan di Terminal Pulogadung. Amin menceritakan kejadian yang baru dialaminya tersebut.
Dari pernyataannya, setelah Amin dan sekeluarga turun dari taksi di depan pintu masuk Terminal Pulogadung, seorang petugas PO bus langsung menawarkan tiket untuk tujuan Kebumen. Namun ia dan istrinya menolak karena harga yang ditawarkan terlalu mahal.
"Awalnya dikasih harga Rp 350 ribu akhirnya turun - turun jadi Rp 200 ribu," kata Amin di Terminal Pulogadung, Jakarta, Selasa (14/7/2015).
Kemudian Amin menceritakan, tas hitam besar yang dibawa oleh Dika, anaknya, ditarik oleh petugas PO dan tidak dibiarkan diambil kembali oleh Amin.
Kejadian tersebut terjadi karena Ani dan Dika ingin melaksanakan salat dan tas yang ditaruh di depan loket akan dibawa ke musala. Namun tiga petugas PO yang berada di depan tiket jurusan Jawa Tengah dan Jawa Timur tidak membiarkan tas tersebut diambil.
"Saya beli empat tiket buat sekeluarga seharga Rp 800 ribu dan itu tiket Ekonomi malah. Tapi tas tidak boleh diambil. Jadi saya lapor aja," ujarnya.
Petugas Pos Pengamanan langsung menindaklanjuti kejadian tersebut. Mereka menyambangi loket Po Pratama tempat kejadian berlangsung dan meminta uang kembali serta barang bawaan keluarga tersebut.
"Petugas PO nya kabur katanya. Dia pakai atribut juga sama seperti yang lain. Jadi susah ngelacaknya," ujar seorang petugas Posko Pengamanan.