TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi intimidasi para pengojek pangkalan terhadap pengendara Gojek ditengarai didalangi oleh orang-orang yang diistilahkan sebagai "tokoh informal". Tokoh informal ini adalah orang yang menguasai wilayah tempat pangkalan ojek berdiri.
"Bukan rahasia umum lagi kalau ojek di setiap pangkalan itu di bawah perlindungan tokoh informal," kata Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas kepada Kompas.com, Senin (3/8/2015).
Para tokoh informal inilah yang dinilai menjadi pihak yang paling bertanggung jawab terhadap aksi-aksi intimidasi terhadap pengendara Go-Jek.
Pria yang biasa disapa Tyas ini mengatakan selama ini tokoh-tokoh informal menerima uang rutin dari para pengojek.
Uang itu dibayarkan untuk jasa diperbolehkan bergabung dan mangkal di pangkalan yang tersedia. Tyas menyebut besaran uang rutin ditentukan lokasi pangkalan.
Menurut Tyas, adanya kewajiban untuk membayar uang rutin kepada tokoh-tokoh informal inilah yang mendasari pengojek pangkalan berani mengintimidasi pengendara Gojek.
"Apalagi pengojek yang muda-muda berpotensi beralih ke Go-Jek atau Grab Bike. Para tokoh informal ini tentu merasa terganggu karena dapat mengganggu pendapatan mereka," ujar Tyas.