TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Calon Wali Kota Depok Dimas Oky Nugroho menyayangkan penggusuran Sekolah Masjid Terminal (Master) di terminal Depok di Jalan Margonda.
Dikatakan Dimas, seharusnya negara harus berpihak pada pendidikan untuk rakyat, apalagi kebanyakan siswa di sekolah Master itu adalah anak terlantar dan fakir miskin.
"Seharusnya pemerintah berpihak pada sekolah Master ini, jangan dibiarkan ada pihak yang boleh main asal gusur saja tanpa ada solusi riilnya," kata Dimas dalam keterangan yang diterima, Jumat (4/9/2015).
Terlepas dari soal kontroversi lahan pembangunan terminal terpadu di wilayah tersebut, Dimas mengatakan masih terdapat sekitar 400 siswa anak jalanan yang belajar di kelas yang tergusur.
"Mestinya sebelum digusur harus sudah jelas rencana akan dipindahkan kemana proses belajar-mengajar mereka. Harus jelas dan langsung ke tempat yang baru. Ini kan tidak, mestinya pemerintah pasang badan dan tegas untuk isu pendidikan rakyat," katanya.
Menurutnya sudah menjadi kewajiban Pemerintah Kota Depok untuk menjamin anak-anak ini bisa mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas. Sesuai ketentuan pasal 34 UUD 1945 bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara negara dan pasal 32 ayat (2) UUD 1945 yang menjamin setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
"Saya menilai Sekolah Master adalah solusi bagi keruwetan dalam hal kemiskinan dan pendidikan. Ini sekolah gratis, tidak ada pungutan untuk muridnya para anak jalanan dan anak-anak yang sudah susah kehidupannya," kata Dimas.
Selain itu, dirinya menjelaskan, Sekolah Master adalah kebanggaan yang menunjukkan Kota Depok peduli terhadap pendidikan untuk anak jalanan.
"Muridnya sudah 1800an anak dan beberapa bahkan ada yang sukses studi di UI dan bekerja di sektor formal yang baik. Bagi saya, ini ironis sekali ketika Pemerintah Kota mampu memfasilitasi bangunan-bangunan apartemen mewah, mall dan perumahan elite tapi membantu membangun sekolah yang layak tidak bisa. Tambah sedih kita ternyata Depok juga masih kekurangan kelas dan sekolah negeri. Tugas negara adalah berpihak pada kepentingan rakyat dan pendidikan adalah aspek paling krusial," tegasnya.
Dimas bangga melihat semangat anak-anak sekolah Master yang tetap tinggi meskipun fasilitas yang mereka dapatkan buruk dari mulai tidak adanya bangku sekolah, terbatasnya pengajar dan juga gedung sekolah yang tidak layak.
Jika terjadi relokasi para siswa yang sempat mengadu dan berkeluh kesah kepada Dimas berharap relokasi tidak jauh dari lokasi sekolah mereka yang sekarang mengingat tempat tinggal dan tempat mereka bekerja berada di sekitar Margonda.