TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Group of Digital Kompas Gramedia menggelar seminar sharing bertajuk Gerakan Sosial Rayakan Perbedaan.
Seperti judul acaranya, gelaran ini memang terinspirasi dari slogan Kompas.com, yaitu 'Rayakan Perbedaan', yang selama ini digaungkan.
Acara ini diisi oleh tiga pembicara, yaitu Direktur The Wahid Institute Yenny Wahid, perwakilan tim perumus gerakan SabangMerauke.org Meiske Demitria Wahyu dan chief marketing situs galang dana KitaBisa.org Vikra Ijazz.
Ketiganya berbagi pengalaman mereka yang mengacu pada perbedaan SARA di Indonesia, serta menjelaskan secara bergantian upaya apa saja yang telah dilakukan oleh institusi dan gerakan mereka untuk menjawab isu tersebut.
Dalam acara yang diadakan di Bentara Budaya Jakarta pada Selasa (22/9/2015) itu, Meiske mempresentasikan bagaimana tim SabangMerauke berupaya menanamkan toleransi, pendidikan, dan rasa ke-Indonesiaan kepada anak-anak dari Sabang hingga Merauke.
Hal itu dilakukan dengan mengundang sejumlah anak-anak hasil seleksi dari penjuru Indonesia dan menempatkannya di Jakarta untuk mengenalkan dan membiarkan mereka mengalami kemajemukan yang ada di ibukota.
Vikra juga menjelaskan bagaimana situs galang dana KitaBisa.org sejauh ini berjasa untuk menolong individu yang berkebutuhan, meningkatkan kualitas pendidikan, membantu akan kesulitan akibat bencana, dan menjadi kreatif dalam menggalang dana bagi sesama.
Melalui KitaBisa.org, siapa saja kini bisa menggalang dana untuk apa saja dan dengan siapa saja, didukung akses teknologi yang kini semakin canggih dan memudahkan.
Sedangkan, Yenny pun turut memperlihatkan apa saja yang The Wahid Institute lakukan untuk kemajemukan bangsa. Satu di antaranya adalah Kocida atau Koperasi Cinta Damai, yang mendukung bisnis-bisnis kecil warga yang kurang mampu dari segala latar belakang.
"Indonesia adalah surga. Kekuatan kita adalah kemajemukan kita, yang seharusnya tak hanya dimiliki tapi juga dipelihara," ucap Yenny, yang terus menekankan agar Indonesia cinta dan berani untuk menyuarakan damai.
Acara ini juga menjadi ajang penggalangan donasi untuk mendukung gerakan dan institusi tersebut, agar dapat terus berkarya secara nyata dan transparan.
Di tengah acara, beberapa perwakilan dari Tanoto Foundation, Lippo Group, dan Kemendesa kemudian menunjukkan partisipasinya menjadi donatur.