TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua kereta commuter line (KRL) tujuan Bogor tabrakan beberapa saat setelah ada pemberitahuan dari masinis bahwa kereta berhenti sebab ada kereta lain yang hendak masuk.
Iwan Yayan satu di antara penumpang KRL tujuan Stasiun Bogor mengatakan kereta yang ditumpanginya ditabrak kereta tujuan Bogor sekitar pukul 16.30 WIB saat kereta sedang berhenti di Stasiun Juanda.
Kereta yang sedang berhenti selama kurang lebih 15 menit tersebut pintunya masih terbuka sehingga hembusan angin dari luar masih terasa.
Namun, siapa sangka tiba-tiba terdengar suara benturan yang sangat keras, yang membuat lampu di dalam kereta dan pendingin udara langsung padam.
"Jadi setelah ada pemberitahuan dari masinis, kereta berhenti kalau ada antrean masuk ke stasiun Gambir, langsung terjadi benturan yang kenceng dan penumpang semuanya terpental ke depan," ujar Iwan kepada Tribunnews.com di RSPAD, Jakarta, Rabu (23/9/2015).
Iwan yang naik kereta bersama ketiga temannya dari Juanda sehabis pulang kerja di salah satu perusahaan swasta di Jakarta, menumpangi gerbong ke sembilan dari 10 gerbong yang ada untuk kereta yang ditabrak.
"Alhamdulilah saya ini bertiga hanya tangan aja sakit nahan orang yang mental ke saya, teman saya ini dirawat karena luka-luka, dia masalahnya berdiri pas di rangkaian antar gerbong," tutur Iwan.
Heni warga Citayam, Bogor, yang menjadi korban luka ringan atas kejadian tabrakan kereta, menuturkan sebelum keretanya ditabrak terdengar suara mengerem yang sangat kencang dari belakang. Heni yang berada digerbong wanita bagian belakang, sontak bersama penumpang lainnya kaget atas suara tersebut.
"Suara ngeremnya sangat kenceng banget, terus enggak lama tabrak kereta yang saya tumpangi dengan kenceng. Mental semuanya orang ke depan," ucap Heni sambil menahan rasa sakit dikepala.
Heni, kini masih merasa pusing dan kakinya sedikit memar namun malam ini diizinkan pulang oleh dokter RSPAD. "Keluarga sudah dikabarin sama saya, saya sendirian di sini," ucap Heni.