TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah komisioner KPU mendatangi rumah duka Adnan Buyung Nasution di Jalan Poncol lestari tujuh, Lebak Bulus, Jakarta, Rabu, (23/9/2015).
Mereka yang hadir diantaranya Husni Kamil Manik, Arif Budiman, dan Ferry Kurnia Rizkiyansyah.
Pimpinan lembaga penyelengara pemilu tersebut secara bergiliran masuk ke rumah duka dan mengucapkan bela sungkawa.
Menurut Husni, Adnan merupakan sosok yang peduli dan perhatian terhadap KPU dan penyelenggaraan pesta demokrasi di Indonesia.
Salah satu bukti perhatiannya tersebut yakni, almarhum memberikan wejangan dan strategi dalam menghadapi sengketa dalam pilkada serentak awal Desember mendatang.
Lantaran keburu jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia, wejangan dan strategi tersebut disampaikan melalui Putra almarhum.
"Beliau sangat perhatian sekali, satu bulan lalu beliau mengirimkan putranya untuk memberikan advice," ujar Husni di Rumah Duka, Rabu, (23/9/2015).
Menurut Husni, Adnan sangat berjasa dalam berlangsungnya pemilu di Indonesia.
Beberpa buku telah diterbitkannya seputar penyelesaian sengketa Pilkada.
Adnan sangat mengerti mengeni pesta demokrasi di Indonesia tersebut lantaran pernah menjadi Wakil Ketua KPU. Oleh karenanya saat Pemilu 2014 lalu, Adnan menjadi lawyer KPU.
"Dia sangat berjasa bagi KPU, sehingga kami sangat merasa kehilangan," paparnya.
Dalam sengketa pilkada, Adnan menutut Husni tidak hanya berpikir mengenai menang atau kalah. Melainkan bagaimana dalam sengketa tersebut. Nilai nilai demokrasi tetap dijaga.
"Kami senang atas supervisi beliau," paparnya.