TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pascakecelakaan kereta listrik stasiun Juanda, Rabu (23/9/2015) para petugas berhasil melakukan evakuasi seluruh penumpang yang terluka.
Kendati demikian tugas PT KAI Commuter Line Jabodetabek (KCJ) tidak selesai sampai pengobatan dan evakuasi.
Sekitar pukul 19.00 WIB, petugas pemadam kebakaran bersama kepolisian dan pegawai KCJ masih bekerja keras memisahkan gerbong-gerbong kereta yang anjlok akibat kecelakaan. Mereka berusaha memisahkan antar gerbong kereta yang menempel.
Sekitar pukul 20.00 WIB, teriakan aba-aba untuk memisahkan gerbong terdengar di lantai tiga stasiun juanda, tempat kereta dengan nomor seri 1154 tertabrak. Teriakan untuk mendorong gerbong semakin kencang saat terjadi pergerakan.
"Dorong satu dua tiga, dorong satu dua tiga," ujar para pegawai pemadam kebakaran yang turun ke bawah rel memisahkan gerbong kereta.
Para pegawai yang berseragam oranye dan helm kuning itu semakin bersemangat saat kereta listrik tersebut terdengar bunyi listrik dari atas kabel. Hal itu menandakan pemisahan gerbong secara manual sudah menghasilkan pergerakan.
Sekitar pukul 20.30 WIB, akhirnya pegawai yang berjumlah delapan orang berhasil memisahkan salah satu gerbong. Tanpa memakai aba-aba, mereka kompak berteriak kegirangan.
"Akhirnya, ayo-ayo lagi, biar cepat selesai," kata seorang petugas yang masih berada di bawah rel.
Meski terlihat lelah dan bercucuran keringat, para pegawai berseragam kebakaran kembali turun ke rel kereta setelah beristirahat menghilangkan dahaganya beberapa menit.
Waktu menunjukan sekitar pukul 21.00 WIB, hadir perwakilan dari Kementerian Perhubungan Direktur Jenderal Perkeretaapian Hermanto Dwiatmoko. Bersama pejabat lainnya, Hermanto langsung menuju lokasi kecelakaan kereta listrik dengan nomor seri 1156 yang menabrak kereta bernomor 1154.
Menurut Hermanto, Kementerian Perhubungan akan melakukan evaluasi kembali mengenai sistem operasional kereta listrik yang melintasi Jabodetabek ini."Ya kita harus adakan evaluasi karena ini (kecelakaan)," ujar Hermanto kepada Tribunnews.com.
Dalam pengoperasian KRL, setiap lima menit jarak kereta listrik bergantian masuk dan keluar stasiun (headway). Saat kecelakaan terjadi kereta yang berada di stasiun Juanda menuju Bogor masih menunggu penumpang dan belum bergerak. Namun kereta yang berasal stasiun Jakarta Kota meluncur dengan kencang tanpa berhenti.
Hermanto pun menilai Kementerian Perhubungan tidak akan merevisi headway yang berjarak lima menit. Menurut Hermanto sistem tersebut sudah lama dipakai dan tidak terjadi apa-apa sampai sekarang.
"Dari dulu nggak apa-apa kan, nggak perlu diganti (headway)," kata Hermanto.
Hermanto menegaskan saat ini semua pihak lebih baik menunggu keterangan resmi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Karena sejak kecelakaan yang terjadi sekitar pukul 15.30 WIB, pihak KNKT sudah turun mencari penyebab utama terjadinya kecelakaan.
"Tunggu KNKT saja, KNKT sudah diturunkan cari tahu penyebabnya," papar Hermanto.