TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rahmat (35) yang naik KRL commuter line Jakarta Kota - Bogor, KA 1156, terempas setelah kereta tersebut menabrak kereta yang ada di depannya, yakni KA 1154 yang berada di dekat Stasiun Juanda.
Akibat guncangan yang sangat kencang itu, Rahmat tidak sadarkan diri hingga tiga jam.
Saat ditemui Kompas.com di Rumah Sakit (RS) Husada, Jakarta Pusat, Rahmat menceritakan detik-detik sebelum keretanya menabrak kereta yang sedang tidak jalan di depan.
Rahmat naik kereta dari Stasiun Jakarta Kota menuju ke Stasiun Bojong Gede, kembali ke rumahnya usai bekerja. Beberapa saat setelah naik kereta tersebut, Rahmat merasa ada yang aneh.
"Biasanya, di jalur ini dari Jakarta Kota, kan ada nanjak, itu yang naik ke jalan layang. Biasanya kereta di sana jalannya pelan. Nah, tadi tuh langsung kencang saja. Enggak tahu deh kenapa, tahu-tahu kencang saja. Dari stasiun sebelum Juanda, Stasiun Sawah Besar, juga kencang. Pokoknya sampai nabrak itu kencang, enggak ada ngeremnya," kata Rahmat kepada Kompas.com, Rabu (23/9/2015) malam.
Sempat ada kepanikan dari petugas kereta yang disaksikan oleh Rahmat. Dari obrolan sejumlah petugas kereta yang berkeliling di gerbong tempat Rahmat duduk, yakni gerbong kedua dari depan, ada kalimat yang menyebutkan masinis sedang mengantuk.
"Saya dengar, mekaniknya bilang, masinisnya lagi ngantuk. Enggak lama habis itu, tahu-tahu keretanya nabrak, guncangannya kencang, terus saya pingsan," tutur Rahmat.
Ketika keretanya menabrak KRL KA 1154, Rahmat terpental dari posisinya yang sedang duduk ke arah depan. Dari sana, Rahmat tidak sadarkan diri selama kurang lebih tiga jam.
'Kembaran' Shin Tae-yong yang Aslinya Tak Gila Bola, Suwito Sosok Mirip Pelatih Timnas U23 Indonesia
Breaking News: Ketum PSSI Resmi Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong Sebagai Pelatih Timnas Indonesia!
Rahmat bersama beberapa korban luka lainnya langsung dilarikan ke RS Husada. Pukul 19.45 WIB, Rahmat sudah sadarkan diri dan sudah diperbolehkan untuk pulang.
Meski sudah diizinkan pulang, Rahmat yang terluka di bagian perut masih bertahan di rumah sakit.
Sempat dicopet
Saat dia pingsan, dia kehilangan harta bendanya, termasuk telepon genggam dan dompet. Rahmat berniat menunggu perwakilan PT KAI untuk meminta ongkos pulang sebagai biaya ganti rugi.
"Mana saya baru gajian pula, hilang sudah uang Rp 3 juta di dompet. Saya mau minta ganti rugi karena pas pingsan semua barang saya diambil orang," ujar Rahmat.
Rahmat masih menunggu kejelasan dari PT KAI. Untuk biaya pengobatan sendiri, semua korban luka, termasuk Rahmat, ditanggung oleh asuransi PT Jasa Raharja.