TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hassanudin (70) tewas dibunuh anak kandungnya sendiri, yakni S (37), di ruang tamu rumahnya, tepatnya di Jalan Perjuangan B Tanah Merah Bawah, RT 04/11, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Jumat (9/10/2015) sekira pukul 15.30 WIB.
Pelaku yang akrab disapa warga dengan nama Encek dan kini mendekam di bui Polres Jakarta Utara, diketahui sulit diajak berdialog.
"Diajak ngobrolnya masih susah. Selain itu, kalau diajak ngobrol, rada-rada kurang nyambung," ujar seorang petugas di Polres Jakarta Utara, Jalan Yos Sudarso, Koja, Jakarta Utara, Minggu (11/10).
Pelaku yang diketahui mengalami gangguan jiwa dan lulusan Sekolah Teknik Menengah (STM) ini juga, enggan makan di bui Polres.
"Pelaku nggak mau makan sama sekali," katanya.
Pelaku yang diketahui bertubuh kurus ini, sempat dilakukan pemeriksaan oleh Polres Jakarta Utara, selama 17 jam.
"Dimintai keterangan oleh petugas Satreskrim Polres Jakarta Utara, hampir memakan waktu selama 17 jam. Tapi saat dimintai keterangan pun, katanya sih cara bicaranya kurang nyambung," tuturnya.
Diketahui, cara S membunuh ayahnya yang seorang pemulung kayu dan botol bekas dengan menggunakan pisau kecil.
Dengan pisau itu, S menggorok leher ayah kandungnya di tempat tidur.
Nining (22), anak ke delapan dari delapan bersaudara itu histeris saat menemui ayahnya yang akrab disapa abah Contreng sudah bersimbah darah.
Menduga S membunuh, warga pun langsung melakukan pengepungan di setiap gang.
Selama satu jam setelah jenazah Hassanudin ditemukan, S pun kemudian dibekuk polisi saat dirinya tengah rebahan di Masjid Al Hikmah.
Di lokasi, S dibekuk dan polisi pun menyita sebilah pisau dapur yang diduga digunakan untuk menggorok leher ayahnya tersebut. (Panji Baskhara Ramadhan)