TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Hujan deras disertai petir mengguyur wilayah Bogor dan sekitarnya tak terkecuali di Cilebut.
Imbasnya, para penumpang KRL Commuter Line yang baru saja tiba atau berangkat terlihat memadati area stasiun Cilebut.
Pemantauan Tribunnews.com, ratusan penumpang memenuhi selasar stasiun yang tepat berada di pintu masuk atau gate tempat tapping tiket KRL.
Di tempat ini penumpang banyak yang berteduh menanti hujan reda.
Beberapa dari mereka ada ibu-ibu yang membawa anak kecil.
Diantaranya juga terlihat nekat duduk di lantai stasiun yang basah karena minimnya tempat duduk.
Ratusan penumpang tersebut terpaksa berkerumun di selasar stasiun karena di peron jalur dua atau untuk keberangkatan kereta menuju Jakarta tidak dilengkapi fasilitas atap alias terbuka 'plong', saat hujan pun penumpang kebasahan, sebaliknya saat panas, penumpang kepanasan.
Penumpang yang hendak ke Jakarta pun terpaksa berteduh terlebih dahulu di selasar stasiun agar tidak kebasahan.
Apabila kereta datang mereka terpaksa lari terbirit-birit menuju jalur dua sembari diguyur hujan, belum lagi risiko jatuh saat menuruni tangga peron yang liçin.
"Ini kayanya stasiun yang paling enggak manusiawi enggak ada atapnya di jalur dua, jadi penumpang numpuk disini, " kata seorang penumpang yang hendak disebutksn namanya dan berniat pergi ke Tebet saat berbincang dengan Tribunnews, Minggu(8/11/2015).
Stasiun Cilebut merupakan stasiun yang berada di wilayah Kabupaten Bogor dan termasuk stasiun besar sebelum stasiun Bogor.
Di sekitar area stasiun sebenarnya sudah cukup baik, ada mesin ATM tersedia disinu, begitu pula minimarket dan restoran yang menjual roti.
Namun, sayang bagi penumpang yang kebetulan mengakhiri perjalanan di Cilebut di peron jalur dua belum dilengkapi atap guna melindungi penumpang dari panas dan hujan.