TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dianggap belum sepenuhnya memperhatikan, menangani mantan pecandu narkoba.
"Ahok seakan melupakan anak-anak dan saudara kita yang terjerat obat-obatan terlarang. Walau mereka terjerat karena kemauan sendiri atau terpengaruh lingkungan maupun ketidak-tahuannya, namun mereka tetap bagian dari yang harus dilayani oleh Pemda DKI," Direktur Eksekutif Suara Jakartaku, Ardian Chaniago, dalam pernyataannya, Sabtu (14/11/2015).
Menurutnya, dibawah kepemimpinan Gubernur Basuki total tempat tidur di seluruh Rumah Sakit (RS) yang dimiliki Pemda DKI Jakarta, hanya ada 13.422 buah.
"Itu perbandingan bagaimana kesiapan pelayanan sektor kesehatan oleh Pemda terhadap sekitar 11 juta penduduknya yang sakit. Belum termasuk terhadap orang sakit karena narkoba," jelasnya.
Dijelaskan Ardian, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta saat ini sudah luar biasa besar. Namun, Pemda tidak terlihat memberikan perhatian yang maksimal terhadap warga Jakarta terdampak narkoba.
Dikatakan, di Kepulauan Seribu hanya ada sekitar 15 tempat tidur di 1 RS dan 8 Puskesmas sebagai pendukung RS.
"Itu berarti rasio pelayanan terhadap penduduknya sekitar 1:3000 orang. Maka 1 Rumah Sakit dan 8 Puskesmas harus bisa menangani 3000 orang. Jika 10 persen saja warga disana sakit, bisa kita bayangkan apa yang akan terjadi," sambungnya.
Saat ini, katanya lagi, Pemda DKI hanya memiliki 340 Puskesmas dan 99 unit mobil ambulance diseluruh Jakarta.
"Nah, terhadap bencana lainnya, kalau sekitar 200 ribu orang dari sekitar 500 ribu yang memakai narkoba itu selesai dengan hukumannya lantas sakit, ke mana kira-kira mereka akan dilayani? Ke RS swasta? Kalau sudah seperti itu, untuk apalagi kita harus memiliki Pemda," ungkapnya.