News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bandar Narkoba Kampung Ambon Incar Tempat Lain

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ratusan petugas gabungan dari Mabes Polri, Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Barat, dan Polsek Cengkareng, menggelar razia narkoba besar-besaran di kawasan kampung Ambon, komplek perumahan Permata, Kedaung Kali Angke, Cengkareng, Jakbar, Kamis (8/12/2011).Petugas juga mendapati berbagai jenis narkoba senilai lebih dari Rp 11 miliar, 5 pucuk senjata api, belasan senjata api, dan uang tunai Rp 218 juta, dari 33 rumah yang ada di komplek perumahan Permata yang lebih dikenal dengan Kampung Ambon tersebut. (TRIBUNNEWS.COM/Abdul Qodir)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tahun 2013 lalu bandar narkoba di Kampung Ambon, Jakarta Barat dihancurkan polisi.

Tapi kini di tahun 2015, polisi menerima informasi bahwa para pengecer dan bandar kelas menengah Kampung Ambon yang tersisa berekspansi ke kampung di sebelahnya.

Mereka kini mulai membuka lapak disana dan mencoba membangun kerajaan narkoba barunya.

Kasubdit III Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Gembong Yudha, mengakui bahwa peredaran narkoba di Kampung Ambon tak benar-benar mati.

Dulu, tahun 2012 - 2013 lalu, saat Gembong masih menjabat Kasat Narkoba Polres Jakarta Barat, Dia merupakan polisi yang mengkoordinir tim-tim kecil untuk menghancurkan bandar narkoba beserta lapaknya di Kampung Ambon.

Gembong menceritakan, pihaknya mendapat informasi bahwa bandar menengah di Kampung Ambon dan pengecernya pindah ke kampung di sebelahnya, yakni Kampung Mangga Ubi.

"Teori balon itu. Ditutup di satu sisi, dia muncul di sisi satunya," kata Gembong kepada Wartakotalive.com, beberapa waktu lalu di Polda Metro Jaya.

Makanya, kata Gembong, kini pihaknya sedang rutin mengintai Kampung Mangga Ubi. "Sudah diturunkan polisi penyamar kesana," ucap Gembong.(ote)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini