News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Selamat Nurdin: Mengundurkan Diri Lebih Terhormat daripada Harus Jadi Staf

Editor: Gusti Sawabi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelantikan Teguh Hendarwan jadi Kepala Dinas Tata Air (kiri), Yani Wahyu Purwoko menjadi Wakil Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI (tengah), dan Abdul Khalit menjadi Camat Penjaringan (kanan) di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (3/12/2015). Pelantikan Teguh dan Yani berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 2640 tahun 2015 pada 2 Desember 2015 tentang pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dalam dan dari pimpinan tinggi pratama. Selain itu Ahok juga mempromosikan Wakil Camat Penjaringan Abdul Khalit menjadi Camat Penjaringan. Warta Kota/angga bhagya nugraha

Tribunnews.com, Jakarta - Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD DKI Selamat Nurdin mengatakan, seharusnya pejabat DKI yang mengundurkan diri harus memberi tahu terlebih dahulu minimal satu bulan sebelum resmi mundur.

Namun, dia mengaku tidak bisa begitu saja menyalahkan pejabat DKI sebab Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama juga selalu tiba-tiba ketika memecat mereka.

"Sesuai etika saja, resign itu kan sebulan sebelumnya bilang biar bisa disiapkan penggantinya. Enggak tiba-tiba. Tapi Ahok juga melakukan kayak begitu sih ya," ujar Selamat ketika dihubungi, Sabtu (5/12/2015).

Selamat kembali mempermasalahkan soal frekuensi mutasi dan demosi pejabat yang terlampau sering dilakukan Ahok (sapaan Basuki). Sebaiknya, mutasi dilakukan setiap satu tahun sekali saja.

Ketidakpastian waktu mutasi ini membuat pejabat DKI tidak pernah merasa aman dan dipenuhi kekhawatiran akan dicopot jabatan.

Selamat tidak menampik adanya kemungkinan pejabat DKI berpikir lebih baik mundur daripada harus dipecat.

Sebab, mengundurkan diri dinilai lebih terhormat daripada harus dijadikan staf.

Selamat mengatakan pejabat DKI tentu tidak ingin pensiun dengan memiliki jabatan terakhir sebagai staf.

Dengan demikian, Selamat mengatakan wajar jika ada pejabat DKI yang mulai memprediksi nasib sendiri.

"Dipecat ini kan malu loh sama keluarga, dilihat istri dan anak. Akhirnya orang milih resign karena mending mundur aja daripada malu. Kalau menurut saya, PNS DKI harus pintar-pintar melihat tanda jaman. Ada early warning system gitu sekarang ha-ha-ha," ujar dia.

Selama Basuki Tjahaja Purnama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, ada dua pejabat yang memilih mengundurkan diri.

Mereka adalah Haris Pindratno yang mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI dan Tri Djoko Sri Margianto dari jabatan Kepala Dinas Tata Air DKI. (Jessi Carina)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini