TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Duka menyelimuti di kawasan Angke, Tambora, Jakarta Barat pada Minggu (6/12/2015) pagi. Metromini B80 jurusan Kalideres - Jembatan Lima nopol B.7760.FD dihajar kereta api di perlintasan rel Angke, Tambora.
Akibat kejadian itu 18 orang meninggal dunia dan 6 korban mengalami luka berat. Total 24 korban ini merupakan penumpang Metromini beserta sopir dan kernetnya.
Kapolsek Tambora, Kompol Wirdhanto, mengaku mempunyai firasat sebelum insiden mengenaskan tersebut terjadi. Perasaannya tak menentu saat itu.
"Pada Minggu, saya subuh keliling di kawasan Tambora. Punya firasat, di dalam hati ini ada yang mengganjal rasanya," ujar Wirdhanto saat berbincang santai dengan Warta Kota di areal lokasi kecelakaan Metro Mini maut pada Senin (7/12/2015).
Ia menuturkan dirinya di kala itu ingin segera balik ke kantor. Perasaan tak nyaman ini membuat Wirdhanto langsung ke Polsek Tambora, dan tak pulang ke rumahnya untuk beristirahat.
"Rasanya itu saya mau pulang saja ke kantor, eh paginya ada peristiwa besar seperti ini," katanya.
Mendapat kabar ada kecelakaan maut antara Metro Mini dengan Kereta Api, Wirdhanto pun segera datang ke lokasi.
"Ya saya turut berduka yang mendalam terhadap kejadian ini, semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan. Dan berharap peristiwa ini tidak terulang lagi," ungkapnya. (Andika Panduwinata)