Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meskipun pihak keluarga Allya Siska Nadya (32) yang meninggal dunia di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Jakarta Selatan.
Setelah sebelumnya menjalani terapi di klinik chiropractic di kawasan Pondok Indah sudah memberi sinyal memperbolehkan kepolisian melakukan otopsi, namun itu masih perlu dibahas.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti menuturkan pada Selasa (12/1/2016) nanti, penyidik akan mengundang pihak keluarga dan para saksi ahli, utamanya dokter forensik.
"Kami akan undang dokter forensik Polri, dokter yang menangani korban, dan perwakilan dari keluarga untuk mendapatkan gambaran soal tewasnya korban dan dugaan malpraktek. Termasuk kami konsultasi juga dengan jaksa," tutur Krishna, Minggu (10/1/2016) di Polda Metro.
Diutarakan krishna meskipun keluarga sudah memberi "lampu hijau" agar korban diotopsi dan polri siap. Namun masih perlu koordinasi dengan ahli forensik.
"Koordinasi dulu dengan ahli forensik, kalau sudah lima bulan dimakamkan apa jaringannya rusak atau tidak, memungkinkan tidak. Kalau tidak ada gunanya ya untuk apa," tegasnya.
Krishna menambahkan penyidik tengah mendalami proses saat korban selesai terapi, hingga korban dirawat di rumah sakit dan meninggal dunia. Menurut Krishna, apabila tulangnya patah, maka secara logika malam itu usai terapi korban akan kesakitan.