News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tewas Usai Ngopi

Polisi Dinilai Tak Punya Bukti Langsung yang Mengarah ke Jessica

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jessica Kumala Wongso, tersangka dalam kasus kematian Wayan Mirna Salihin, setelah diperiksa oleh tim Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Sabtu (30/1) malam, akhirnya ditahan di rumah tahanan Direktorat Perawatan Tahanan dan Barang Bukti Polda Metro Jaya, Jakarta

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus yang pelik. Kata itu dipakai oleh beberapa kriminolog untuk menggambarkan kasus kematian Wayan Mirna Salihin (27) yang hampir sebulan lamanya belum juga terungkap dengan jelas.

Guru Besar Sosiologi Hukum FISIP UI Bambang Widodo Umar menjelaskan pengertian kasus pelik dalam perkara kematian Mirna.

Menurut dia, sampai saat ini, belum ada alat-alat bukti yang secara langsung mengarah pada si tersangka, Jessica Kumala Wongso (27), sebagai pembunuh Mirna.

Untuk menguatkan bukti penetapan Jessica sebagai tersangka, Bambang melihat, polisi mengedepankan alat bukti berupa keterangan dari beberapa pihak yang saling kait-mengkait.

Rangkaian alat bukti tersebut merupakan hasil dari analisis polisi dan kumpulan keterangan saksi ahli, termasuk ahli di bidang psikologi dan pidana.

"Kasus itu memang pelik. Kaitan pelik dalam konsep pembuktian di mana alat-alat bukti yang secara langsung menuju pada si pelaku, masih kurang. Saya menduganya masih kurang," kata Bambang kepada Kompas.com, Selasa (2/2/2016).

Sejalan dengan Bambang, Kriminolog UI Eko Haryanto menjelaskan, ada simpul utama yang menurutnya belum ditemukan polisi.

Simpul utama yang dimaksud adalah soal bukti yang mengkaitkan langsung antara sianida dengan tersangka, dalam hal ini Jessica. Sianida memang ditemukan di gelas, namun di tempat lain tidak ditemukan.

"Polisi belum menemukan simpul utama itu. Soal celana Jessica, menurut saya, polisi menduga, sianida ada di dalam celana itu. Masih tersisa tempatnya atau entah sisa sianida di dalam celana itu. Kalau sudah ditemukan, polisi tidak pusing lagi," ujar Eko.

Simpul utama yang belum ditemukan itu dinilai Eko sebagai titik lemah dalam kasus ini. Sampai kini pun, belum diketahui apakah Jessica benar-benar menaruh sianida ke dalam kopi Mirna. Jessica juga terus membantah dia melakukan hal tersebut.

Adapun dalam tayangan CCTV Kafe Olivier di hari kejadian, hanya merekam Jessica yang terlihat memindahkan gelas kopi Mirna sebanyak dua kali dan seperti sedang mengambil sesuatu dari dalam tasnya.

Namun, bukti Jessica menuang sesuatu ke kopi Mirna dan yang dituang adalah sianida, itu yang belum didapati. Hal itu juga yang membuat mengapa kasus ini terkesan agak lama. Eko memandangnya sebagai upaya polisi yang berhati-hati.

"Polisi berhati-hati, lebih profesional kalau saya lihat. Sampai ada istilah, lebih baik melepaskan 100 pelaku kejahatan daripada memidanakan satu orang yang tidak bersalah," ujar Eko.

Terlepas dari itu semua, Eko menganggap kinerja polisi sudah baik. Polisi juga perlu bekerja independen, dengan tidak terpengaruh dengan desakan dari berbagai pihak yang ingin kasus ini cepat selesai.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Muhammad Iqbal sebelumnya juga sudah mengatakan telah menyiapkan alat bukti yang tidak terbantahkan untuk memperkuat status tersangka Jessica.

Alat bukti tersebut nantinya digunakan di pengadilan dan diuji oleh hakim apakah memang benar Jessica yang membunuh Mirna atau bukan.(Andri Donnal Putera)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini