TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Tiga hari sudah Sri Wahyu, warga Sawangan, Depok, menjaga anaknya yang dirawat di lorong Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok.
Anaknya, M Luthfi (5), dirawat di lorong RSUD Kota Depok setelah menderita demam berdarah dengue (DBD).
Luthfi terpaksa dirawat di selasar rumah sakit karena ruangan RSUD Depok penuh dengan penderita DBD yang terus meningkat.
Meskipun demikian, Sri Wahyu tampak tidak letih menghibur anaknya. Ia mencoba menghibur Luthfi dengan candaan ringan.
"Maunya sih dapat ruangan, tetapi kalau penuh, mau bagaimana lagi? Yang penting sekarang Luthfi bisa dirawat dulu," ujar Sri kepada Kompas.com di RSUD Depok, Kamis (4/2/2016).
Selama mendampingi anaknya di lorong rumah sakit, Sri merasa tidak nyaman dengan banyaknya orang yang berlalu lalang.
Ia pun berharap anaknya bisa dirawat di ruangan seperti pasien lainnya. (Baca: Jumlah Pasien DBD di RSUD Depok Melonjak Tiga Kali Lipat).
Pengobatan gratis
Meskipun demikian, Sri mengaku bersyukur karena biaya pengobatan anaknya ditanggung Pemerintah Kota Depok.
"Semuanya gratis. Rawat inap, obat-obatan, sampai termasuk makanannya, enggak disuruh bayar," ucapnya.
Menurut Sri, anaknya tetap terkena DBD meskipun pihak kelurahan di tempat tinggalnya telah melakukan fogging atau pengkabutan.
Sebelum Luthfi terkena DBD, menurut dia, ada 10 tetangganya yang lebih dulu terkena gigitan nyamuk Aedes Aegpty. (Baca: RSUD Depok Gratiskan Biaya Perawatan Penderita DBD).
"Padahal sebelum si Luthfi kena orang kelurahan sudah melakukan fogging, soalnya tetangga deket rumah sudah sepuluh orang yang kena duluan," kata Sri.
Jumlah penderita DBD di sejumlah wilayah cenderung meningkat seiring musim penghujan.
Pasalnya, saat memasuki musim hujan seperti ini, jentik nyamuk dapat dengan cepat berkembang biak.