TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak heran Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, banjir.
Pasalnya, saat Pemerintah Provinsi DKI membongkar rumah di bantaran Kali Ciliwung, banyak yang mencecar penertiban demi normalisasi.
"Bilang saya enggak manusiawi, lapor Komnas HAM macam-macam. Sekarang saya mau dengar, Komnas HAM ngomong enggak?" ujar pria yang akrab disapa Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (5/2/2016).
Selain itu, Ahok menjelaskan, bahwa Kampung Pulo dikelilingi oleh lima pintu air. Akan tetapi, belum semuanya ditutup dengan tembok tinggi.
Ahok menuturkan, antisipasi banjir di Kampung Pulo seharusnya sudah dilakukan sejak tahun lalu. Namun, terhambat karena adanya keributan.
"Kalau enggak ribut sama saya untuk menunda, itu dari Juni (2015) sudah selesai," katanya.
Meski begitu, mantan Bupati Belitung Timur ini mengklaim, bila terjadi banjir di Kampung Pulo, surutnya akan lebih cepat karena sudah dipasangi pompa.
"Karena kami pasang pompa. Kalau nanti pompa permanen sudah dipasang dan pintu air sudah ditutup, ya sudah enggak ada banjir sama sekali," ujarnya
Seperti diberitakan sebelumnya, Kampung Pulo belum terbebas banjir. Pada Rabu (3/2/2016) misalnya, kawasan di bantaran Kali Ciliwung itu, kembali terendam banjir.
Ketinggian banjir yang menggenangi pemukiman warga bervariasi, sampai yang paling tinggi dilaporkan mencapai dua meter.
Banjir disebut menggenangi sebagian wilayah di tiga RW, yakni RW 02, 03, dan RW 07.