TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jessica Kumala Wongso , mengikuti rekonstruksi kasus tewasnya Wayan Mirna Salihin di Cafe Olivier, Mall Grand Indonesia, Jakarta, Minggu (7/2/2016). Jessica yang saat rekonstruksi mengenakan baju tahanan oranye yang dilapisi kaos coklat ternyata sempat depresi saat mengikuti reka ulang adegan tersebut.
Jessica yang saat rekonstruksi tampak tenang dan bebeberapa kali merapikan ikat rambutnya tertekan lantaran adanya pernyataan dari pegawai Cafe Olivier. Menurut kuasa hukumnya, Yudi Wibowo, pernyataan Cafe Olivier tersebut tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.
"Jessica depresi karena ada sesuatu yang engga cocok, ya itu kesaksian pegawai Oliver Cafe," ujar Yudi di Mall Grand Indonesia.
Ditambah lagi menurut Yudi saat ada yang tidak sesuai tersebut, Jessica merasa sendirian. Perempuan 27 tahun tersebut menyangka ia tidak mendampinginya saat rekonstruksi digelar.
"Jessica depresi kirain saya pergi ternyata saya di sampingnya, enggak kelihatan," paparnya.
Namun menurut Yudi, depresi Jessica tidak terlalu lama, ia kembali mengikuti reka adegan tewasnya mirna di Cafe yang berada di lantai G dekat Lobby Arjuna, Grand Indonesia.
"Tidak lama, itu (pernyataan pegawai cafe) sudah diluruskan," katanya
Penyidik Polda Metro Jaya melakukan tiga kali rekonstruksi di dua tempat berbeda terkait tewasnya Mirna yang diduga diracun oleh temannya sendiri, Jessica Kumala Wongso. Dua rekonstruksi dilakukan di cafe Olivier dan satu rekonstruksi di gerai kosmetik dan alat mandi yang sama-sama berada di dalam Mall Grand Indonesia.
Di Cafe Olivier yang merupakan tempat Mirna meminum kopi yang diduga mengandung sianida, rekonstruksi dilakukan lebih dari sekali, lantaran Jessica memiliki versi sendiri. Jessica yang didampingi pengacara memerankan langsung reka adegan versinya tersebut, sementara itu saat rekonstruksi versi penyidik, Jessica emoh mengikutinya.
Direktur Reserse kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Krishna Murti menegasskan tidak masalah Jessica menolak mengikuti reskontruksi versi penyidik. Begitu juga mengenai adanya dua versi adegan di cafe Olivier. Menurutnya mengenai versi mana yang benar dan salah dalam rekonstruksi tersebut dibuktikan nanti di pengadilan.
"Mengenai adanya perbedaan adegan, nanti saja di pengadilan," paparnya.
Dalam rekonstruksi versi Jessica yang dimulai sejak pukul 08.30 hingga pukul 14.00 wib terdapat 56 adegan. Sementara itu dalam rekonstruksi versi polisi dimana Jessica diperankan orang lain, terdapat 65 adegan. Perbedaan adegan terdapat pada saat menjelang Mirna minum kopi. Namun, Krishna enggan membeberkan rinci perbedaan adegan tersebut.
"Nanti saja saya tidak akan menyebutkan itu," ujar Krishna.
Pengacara Jessica, Yudi Wibowo menjelaskan, alasan kliennya tidak mengikuti rekonstruksi versi polisi. Menurutnya penolakan lantaran reka adegan tersebut berdasarkan CCTV. Sementara itu, Jessica tidak diperkenankan melihat kamera pengawas tersebut.
"CCTV kita kan engga lihat, tidak diperkenankan lihat, tapi disuruh suruh ngikutin, kan engga benar, berarti kita disuruh ngaku. CCTV kita engga lihat, terus kenapa rekonstruksinya sesuai CCTV," ujarnya.
selain di Cafe Olivier, reka adegan juga dilakukan di gerai Bath and Body Work di lantai satu Mall Grand Indonesia. Diketahui sebelum ke Olivier, Jessica terlebih dahulu mampir ke toko yang menjual perlatan mandi dan kosmetik tersebut untuk membeli sabun.
Pengacara Jessica mengaku heran dengan dilakukannya rekonstruksi di tempat tersebut. Pasalnya tidak ada hubungan kliennya membeli sabun dengan tewasnya Mirna di cafe Olivier.
"Tidak ada apa apa, di tempat sabun itu hanya beli aja, habis Rp 270 ribu. Ya untuk membuktikan perbuatan apa, yang dicari itu kan adegan menuangkan racun," paparnya.