TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rumah tempat menjual bakso yang diduga dari daging tikus di di Jalan Bromo, Setiabudi, Jakarta Selatan, terancam ditutup oleh aparat Kecamatan Setiabudi.
Namun, penutupan itu tergantung dari hasil laboratorium yang dilakukan oleh pihak Puskesmas dan Kepolisian.
Camat Setiabudi, Fredy Setiawan mengatakan hasil laboratorium dari sampel bakso yang dijual di belakang Puri Imperium masih diuji.
Diperkirakan sekitar 3 hari sampai 1 minggu hasil itu akan keluar. Sehingga, pihaknya tidak bisa menilai hasil itu dari asumsi yang berkembang di masyarakat.
"Memang terancam ditutup kalau terbukti kalau itu daging tikus. Saat ini masih diperiksa di laboratorium Puskesmas dan Puslabfor Polri," kata Fredy saat dihubungi Warta Kota di Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (12/2/2016).
Menurutnya, sebelumnya jajaran Kecamatan Setiabudi dan Polsektro Setiabudi sudah mengeledah rumah produksi bakso yang diduga dari daging tikus itu.
Namun, tidak kedapatan bahan bakso yang berasal dari daging tikus.
"Kemarin pengakuannya lidah sapi dan daging ayam. Boleh saja berasumsi, namun kita menunggu hasil laboratorium," ungkapnya.
Apalagi, berdasarkan investigasi dari Lurah Guntur yang menjadi sampel dari Laboratorium menunjukan bahwa bakso itu diduga ada bahan yang bukan berasal dari daging sapi.
Sehingga, pihaknya akan mengusut tuntas kasus tersebut.
"Kedepan para PKL yang berjualan di Setiabudi akan diuji oleh BPPOM. Untuk menjaga kesehatannya," ungkapnya.
Penggerebekan
Sebelumnya, jajaran Kepolisian Sektor Metro Setiabudi mengerebek sebuah rumah di Jalan Bromo, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (11/2/2016) pagi. Tempat itu merupakan rumah produksi daging bakso yang diketahui tempat pedagang bakso yang mangkal di belakang Puri Imperium
Di media sosial heboh dengan postingan seseorang yang diduga menemukan bakso yang terdapat cakar tikus. Namun, setelah digeledah rumah milik pengusaha bakso yang diketahui bernama Warino tidak terdapat bahan bakso dari daging tikus.
Postingan itu dicuitkan Nacita Putri Sunoto di akun facebooknya. Dia menuliskan :
Dihimbau bagi teman-teman yang tinggal di Kelurahan Guntur, Setiabudi, (belakang Puri Imperium) atau lagi laper terus nyari makanan di dekat situ jangan sekali-kali pernah beli bakso yang dagang belakang persis Puri Imperium. (biasanya dekat tukang sate dan nasi goreng dan bubur ayam kalo malem2).
Gua baru aja beli bakso, harganya Rp 13.000. Udah nyampe kosan, gue taro di mangkok dan siap makan. Pas gua belah baksonya, warnanya merah pink kaya belum mateng. terus tiba-tiba ada yang item2 muncul di tengah2 bakso. Gue korek, eh ternyata ada kaki kecil yang ujungnya ada cakar begini. Firasat gue jelek banget, gue googling lah kaki tikus. Eh bentuknya beneran sama. Fix lah, yang gue beli ini adalah bakso tiukus.
Gue ga paham lagi, orang-orang tuh jahat banget ya, jualan bakso tapi pake bakso tikus biar modalnya ga semahal kalo pake daging sapi. Iya sih pengen untung, atpi ga gini caranya. Pengen rasanya gue amuk itu tukang baksonya. Tapi, guenya yang takut dihajar nanti :
Bagi temen-temen yang suka makan di pinggir jalan, apalagi makan bakso, mending mikir dua kali daripada tiba-tiba dapat bonus cakar tikus kayak gini
Kapolsektro Setiabudi, AKBP Tri Yulianto mengatakan, informasi soal dugaan ada penjualan bakso yang terdapat cakar tikus sudah terjadi Rabu (10/2/2016) malam.
Oleh sebab itu, pihaknya bersama jajaran Koramil dan Kecamatan Setiabudi dan Kelurahan Guntur langsung menyelidiki soal peredaran dugaan bakso tikus itu.
"Kami sudah melakukan pengecekan dan diobrak-abrik di sebuah rumah pembuat daging bakso itu. Namun, kami ngga ada mendapatkan campuran daging bakso itu," kata Tri Yulianto di Mapolsektro Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (11/2/2016).
Menurutnya pemilik pedagang bakso sempat kaget mengetahui adanya dugaan itu. Karena memang setelah di cek dirumah produksi bakso itu tidak kedapatan bahan-bahan dari tikus.
"Pemilik tadi sempat kaget juga pas kita geledah. Namun, kami tetap akan menyelidiki kasus tersebut," ucapnya.
Dia mengaku pihaknya menunggu hasil laboratorium dari Puskesmas Guntur terkait temuan bakso yang diduga dari daging tikus itu. Karena memang itu sempat membuat ramai dunia maya.
"Kemarin malam ada masyarakat yang beli bakso. Terlihat modelnya kaya rambut. Jadi sampelnya dibawa ke puskesmas untuk diuji laboratorium," ungkapnya.
Rambut sapi
Kanit Reskrim Polsektro Setiabudi, Kompol Ali Yuzron menuturkan, dugaan sementara adalah rambut dari sapi. Namun, dirinya belum bisa memastikan karena menunggu hasil laboratorium.
"Itu kaya rambut-rambut sapi. Memang daging sapi itu baksonya dan enak. Namun demikian hasil temuan itu kita sita dan diuji laboratorium," kata Ali.
Menurutnya, pedagang itu sudah memiliki 10 tempat di Jakarta. Seperti di dekat Gedung BRI, Masjid Sunda Kelapa, Pencenongan dan BRI Blora.
Menurutnya, pemiliknya tidak mengetahui apa-apa karena memang yang dijual adalah daging sapi.
Ketika ditanya isu itu berkembang karena persaingan bisnis, dia tidak bisa menjawabnya. Menurutnya, itu urusan mereka dengan Tuhan.