TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kendati belum mendeklarasikan diri maju sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta tahun 2017 mendatang, Ketua Kwarnas Pramuka Adhyaksa Dault tetap banjir undangan acara.
Sabtu pagi (13/2), pria yang juga Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu diundang untuk memberikan materi di Ikadi (Ikatan Dai Indonesia) di Asrama Haji, Pondok Gede.
Pria yang juga mantan Ketua KNPI DKI itu didampingi Ketua Umum Ikadi Ahmad Syatori dan Ketua Majelis Ulama Indonesia Kyai Maruf Amin. Selain itu, setelah acara tersebut, ayah dua anak itu langsung bertemu dengan OSIS Rohis se-DKI Jakarta di SMA 68 Jakarta.
” Saya hanya memenuhi undangan saja, sekalian silaturahmi,” ungkap Adhyaksa ketika ditanya kehadirannya di dua acara tersebut.
Namun, ketika ditanya wartawan terkait dengan programnya jika memang nanti benar maju sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta melawan incumbent Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, pria kelahiran Jakarta itu mengungkapan salah satu programnya untuk Jakarta adalah kembali menghijaukan Jakarta.
"Saya ingin menjadikan Jakarta green governance, jadi gubernur hijau. Jakarta kembalikan pada fungsinya. Kenapa macet, kenapa banjir, karena kita mengutamakan pembangunan secara fisik selama ini. Oleh karena itu, pembangunan mal dan hotel harus dibatasi," tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, isu bahwa dirinya akan ditandemkan dengan Ahok sebagai Wakil Gubernur DKI, pria yang hobi bermain gitar dan memanjat Gunung itu menepisnya.
” Demi Allah saya tidak akan menjadi wakilnya Ahok,” ujar suami dari Mira Arismunandar itu.
Adhyaksa juga sempat menyinggung soal fasilitas di Jakarta. Salah satunya, pria yang hobi makan bebek itu menginginkan ada lapangan sepak bola di setiap Kelurahan bila terpilih menjadi Gubernur.
"Bayangkan lapangan bola cuma ada 18 dari sekian banyak jumlah penduduk, terus anak-anak mau main d imana," ujarnya.
Cara membangun lapangan sepak bola itu, imbuh Adhyaksa, dengan membeli lahan warga yang rela menjualnya kepada Pemprov DKI. Kata dia, banyak orang Jakarta stres karena tidak punya lapangan sepakbola.
Menurutnya, dengan adanya sarana dan prasarana olah raga untuk warga, secara otomatis kesejahteraan akan meningkat.
"Anda tahu berdasarkan data statistik yang ada, sekitar 385 ribu orang kena penyakit jiwa. Kenapa stresnya meningkat? karena pembangunan tidak fokus pada kesejahteraan warga. Kalau Fasos dan Fasumnya meningkat mereka akan sejahtera," ungkap pria yang juga hobi bermain band itu.
Selain itu, Adhyaksa juga menyampaikan misinya yang ingin mengubah paradigma pembangunan. Dia menilai, di bawah kepemimpinan Ahok, pembangunan tidak didasarkan pada kajian dampak lingkungan.
"Seperti di Kalibata itu, ada apartemen lima ribu pintu, semuanya pakai mobil tapi enggak ada parkirannya. Kalau pagi macetnya kemana-mana karena semua mobil parkir di jalan. Ini yang harus ditinjau kembali," tandasnya.