TRIBUNNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam beberapa hari terakhir, Abdul Azis atau yang lebih sering disapa Daeng Azis seperti menghilang. Pria yang disebut-sebut sebagai pentolan preman di kawasan Kalijodo itu tak pernah lagi muncul ke publik.
Saat kafenya diobrak-abrik aparat keamanan dalam operasi pemberantasan penyakit masyarakat yang digelar Sabtu (20/2/2016), Azis sama sekali tak tampak. Hanya pengacaranya, Razman Arif Nasution lah yang lebih banyak muncul dan angkat bicara.
Tidak hanya itu, saat aksi unjuk rasa warga Kalijodo ke Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (19/2/2016), lagi-lagi Azis tak kelihatan batang hidungnya. Kembali, hanya Razman yang muncul.
Terakhir kali Azis muncul ke publik adalah pada Rabu (17/2/2016), saat itu ia muncul di Kalijodo untuk menyampaikan sikap terkait penggusuran yang akan dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Sebelumnya, ia juga sempat mendatangi Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia pada Senin (15/2/2016). Tak ada yang tahu pasti di mana keberadaan Azis saat ini. Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi sempat berujar kesulitan untuk menemuinya.
"Daeng Azis belum bisa ditemuin. Kapolres aja susah nemuinnya," ujar Rustam di Balai Kota, Kamis (18/2/2016).
Dalam Operasi Pekat yang digelar pada akhir pekan lalu, aparat menyita banyak barang dari kafe milik Azis. Yang paling mencolok adalah adanya puluhan senjata tajam, tak terkecuali ratusan anak panah.
Polisi menduga senjata-senjata itu dimiliki oleh Azis. Namun, hal itu dibantah oleh Razman. Ia justru meminta polisi menunjukan bukti bahwa senjata itu dimiliki oleh Azis.
"Pertanyaan nya kalau dalam rumah ada pisau, apa itu kejahatan. Kita kategorikan dululah. Nah, kalau misalnya ada anak panah untuk kita simpan di rumah kita, misalnya ini, kecuali di jalanan kita bawa. Jadi menurut saya ini apa. Perlu diujilah," ujar Razman.(Alsadad Rudi)