TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Fanny Safriansyah alias Ivan Haz (IH) ditangkap saat membeli narkoba jenis sabu-sabu di Kompleks Kostrad, Kebayoran Lama Selatan, Jakarta Selatan, Senin (21/2/2016) lalu.
Putra mantan Wakil Presiden Hamzah Haz, itu ditangkap bersama 14 orang lainnya oleh Tim Yonintel dan POM Kostrad di Kompleks Kostrad. Lima dari 14 orang itu adalah anggota Polri.
"Saya sudah mendapat informasi seperti itu. Tapi itu kan baru dikaitkan (kasus narkoba)," ucap Dimyati di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (23/2/2016).
Ivan sendiri, kata Dimyati, kemarin sedianya diperiksa di Mapolda Metro Jaya sebagai tersangka kasus penganiayaan terhadap pembantu rumah tangga (PRT)-nya. "Kalau tidak salah hari ini (kemarin) ada jadwal pemeriksaan IH di Mapolda Metro Jaya terkait kasus penganiayaan," ujarnya.
Akan diproses
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Agus Rianto mengatakan, kelima oknum anggota Polri yang terjaring razia narkoba di Kompleks Kostrad tetap akan diproses. Hanya saja, terkait sanksi yang akan diberikan masih menunggu hasil pemeriksaan atas pelanggaran yang mereka lakukan.
"Memang ada anggota Polri yang disebut (tertangkap). Kasusnya sudah dilimpahkan ke polisi dan kini sedang didalami oleh kesatuannya," ujar Agus di Mabes Polri, Selasa (23/2).
Sebanyak 14 orang diamankan dalam razia di Kompleks Kostrad, Senin (22/2) malam lantaran positif menggunakan narkoba. Dari 14 orang yang diamankan adalah tiga anggota Kostrad, lima anggota Polri, satu anggota DPR, dan lima warga sipil.
Dalam razia yang digelar POM Kostrad itu melibatkan 146 personel Kostrad, anggota polisi serta warga sipil yang tinggal di kompleks tersebut diperiksa urinenya.
Kostrad konsisten
Kepala Penerangan Kostrad Letkol Heru mengatakan, pascarazia tersebut Kostrad langsung memggelar rapat terbatas dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Selasa (23/2) siang.
"Saya sedang rapat dengan KSAD. Kami Kostrad konsisten dan berkomitmen untuk pemberantasan narkoba," ujar Heru melalui pesan elektroniknya, kemarin.
Heru menegaskan, TNI tidak akan mentolerir anggotanya terlibat narkoba. TNI juga akan menindak tegas segala bentuk pelanggaran dan akan memproses sesuai hukum yang berlaku.
"Kita sedang benahi dan tidak ada kompromi soal narkoba. Untuk orang luar--oknum Polri dan sipil plus politisi--diserahkan ke polisi atau BNN," ujar Heru.
Tiga anggota Kostrad yang positif menggunakan narkoba adalah Sertu AS/Sintel Kostrad (positif amphetamin dan methamin), Kopka N/Ajen Kostrad (positif morphin). Namun, pemeriksaan terhadap Kopka N masih didalami karena yang bersangkutan sedang mengkonsumsi obat batuk.
Terakhir Kopka BBG/Pal Kostrad positif amphetamin dan methamin. Selain itu, dari pemeriksaan awal BBG terindikasi sebagai bandar dan pelindung judi togel.
Mereka ditangkap bersama lima warga sipil, yaitu H, O, J, S, Sg. Kelimanya merupakan warga sipil yang tinggal di Kompleks Kostrad. Empat positif pemakai, dan satu dari mereka berperan sebagai kurir. IH diketahui positif menggunakan narkoba dari pemeriksaan awal. IH diduga mendapatkan barang tersebut dari Serka BBG.
Sedangkan lima anggota Polri yang ditangkap sedang membeli barang haram dari Serka BBG. Kelimanya yakni Briptu EN dari Polrestro Jaksel, bertugas di KPK, Aiptu AL bertugas di Mabes Polri, Bripka AB dari Polsektro Kebayoran Lama, Aipda WN dari Polrestro Jaksel, dan Aiptu ARP dari Polrestro Tangsel. Belum diketahui diperiksa di mana mereka yang terjaring razia narkoba.
Digeledah
Kompleks Kostrad di RT 003 dan 004 RW 007, Kebayoran Lama Selatan, Jakarta Selatan, Senin (22/2) digerebek karena berdasarkan informasi dari internal Kostrad lokasi tersebut menjadi tempat pesta dan transaksi narkoba. Lima rumah yang digeledah personel gabungan membuat warga sekitar panik.
Salah seorang warga yang tak ingin disebutkan namanya mengatakan, pengeledahan dilakukan Minggu (21/2) dan Senin (22/2). Belasan orang berhasil diamankan petugas karena kedapatan membawa narkoba jenis sabu seberat 8 gram.
"Hari Minggu digeledah. Ramai banget petugas POM juga datang dan ramai diperbincangkan di grup Whatsapp (WA)," kata ibu dua anak itu kepada wartawan di Kompleks Kostrad, kemarin.
Salah satu oknum TNI berusaha kabur dan membuang sabu keluar rumahnya. "Dia sempat kabur dan membuang barang bukti, tapi akhirnya tertangkap juga," tuturnya.
Warga senang ada pengeledahan karena peredaran narkoba mengancam masa depan anak muda di Kompleks Kostrad. "Warga senang mereka ditangkap, daripada merusak masa depan anak-anak kita," ungkapnya. (bin/tribun)