Mereka ditangkap bersama lima warga sipil, yaitu H, O, J, S, Sg. Kelimanya merupakan warga sipil yang tinggal di Kompleks Kostrad.
Empat positif pemakai, dan satu dari mereka berperan sebagai kurir.
IH diketahui positif menggunakan narkoba dari pemeriksaan awal.
IH diduga mendapatkan barang tersebut dari Serka BBG.
Sedangkan lima anggota Polri yang ditangkap sedang membeli barang haram dari Serka BBG. Kelimanya yakni Briptu EN dari Polrestro Jaksel, bertugas di KPK, Aiptu AL bertugas di Mabes Polri, Bripka AB dari Polsektro Kebayoran Lama, Aipda WN dari Polrestro Jaksel, dan Aiptu ARP dari Polrestro Tangsel.
Belum diketahui diperiksa di mana mereka yang terjaring razia narkoba.
Digeledah
Kompleks Kostrad di RT 003 dan 004 RW 007, Kebayoran Lama Selatan, Jakarta Selatan, Senin (22/2) digerebek karena berdasarkan informasi dari internal Kostrad lokasi tersebut menjadi tempat pesta dan transaksi narkoba.
Lima rumah yang digeledah personel gabungan membuat warga sekitar panik.
Salah seorang warga yang tak ingin disebutkan namanya mengatakan, pengeledahan dilakukan Minggu (21/2) dan Senin (22/2).
Belasan orang berhasil diamankan petugas karena kedapatan membawa narkoba jenis sabu seberat 8 gram.
"Hari Minggu digeledah. Ramai banget petugas POM juga datang dan ramai diperbincangkan di grup Whatsapp (WA)," kata ibu dua anak itu kepada wartawan di Kompleks Kostrad, kemarin.
Salah satu oknum TNI berusaha kabur dan membuang sabukeluar rumahnya.
"Dia sempat kabur dan membuang barang bukti, tapi akhirnya tertangkap juga," tuturnya.
Warga senang ada pengeledahan karena peredaran narkoba mengancam masa depan anak muda di Kompleks Kostrad.
"Warga senang mereka ditangkap, daripada merusak masa depan anak-anak kita," ungkapnya.
Hilang misterius
Ivan Haz, anggota DPR RI dari Fraksi PPP, dikabarkan tertangkap karena mengonsumsi narkoba di Komplek Kostrad, Jakarta Selatan.
Namun, sampai saat ini, keberadaan anak mantan Wakil Presiden Hamzah Haz itu belum diketahui.
Tito Hananta, selaku kuasa hukum Ivan, mengaku akan berkoordinasi dengan pihak keluarga mengenai hal tersebut.
Dia belum mengetahui Ivan tersangkut masalah penggunaannarkoba.
"Sekarang, saya perlu berkoordinasi dengan keluarga mengenai masalah ini. Informasi ini belum tahu persis. Saya masih berkoordinasi dengan keluarga," tutur Tito saat dihubungi, Rabu (24/2/2016).
Dia menjelaskan pertemuan dengan pihak keluarga Ivan Hazrencananya dilangsungkan pada Rabu ini.
Setelah pertemuan itu, dia berupaya mencaritahu keberadaan dengan menanyakan Ivan ke Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Kostrad.
"Kemudian setelah berkoordinasi, mengkroscek ke Kostrad dan BNN," kata dia.
Sejauh ini, Tito merupakan kuasa hukum Ivan untuk kasus penganiayaan pembantu rumah tangga berinisial T yang ditangani Polda Metro Jaya.
Elite PPP tak bisa hubungi
Politikus PPP Dimyati Natakusuma mengaku telah mencoba menghubungi Ivan Hazterkait kabar penangkapan narkoba.
Namun, Dimyati belum berhasil menghubungi Putra Hamzah Haz itu.
"Kita coba hubungi, belum bisa. Tenaga Ahli, asistennya juga enggak bisa dihubungi," kata Dimyati di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (24/2/2016).
Dimyati belum mengetahui keberadaan Ivan.
Apalagi, saat pemeriksaan penyidik Polda Metro Jaya terkait dugaan penganiayaan pembantu rumah tangga (PRT), Ivan juga tidak hadir.
"Katanya enggak hadir, dia dimana, kita belum tahu," kata Anggota Komisi I DPR itu.
Mengenai sanksi yang akan diberikan kepada Ivan, Dimyati menuturkan partai tetap mengedepankan azas praduga tak bersalah.
Partai akan memberikan sanksi bila MKD DPR telah mengeluarkan putusan.
"Ada MKD dulu beri putusan. Kan putusannya final dan mengikat, beliau juga anak tokoh," tutur Sekjen PPP versi Muktamar Jakarta itu. (Tribunnews.com/Ferdinand Waskita/Glery Lazuardi/Wartakota)