News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub DKI Jakarta

Ahok Disarankan Minta Restu PDIP

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menaiki mobil usai memenuhi panggilan di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Kamis (25/2/2016). Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mendatangi Bareskrim untuk memenuhi panggilan pemeriksaan sebagai saksi untuk kasus dugaan korupsi pengadaan 49 paket uninterruptible power supply (UPS) dalam APBD-P DKI Jakarta 2014. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keinginan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menggandeng kader PDIP Djarot Saiful Hidayat untuk maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017, harus mendapatkan restu dari PDIP.

Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDIP DKI, Gembong Warsono menjelaskan harus ada persetujuan dari PDIP bila Ahok ingin Djarot menjadi calon wakil gubernurnya pada Pilkada tahun depan.

"Djarot ini kan pengurus DPP Partai. Ketika dia mau maju harus seizin partai. Dia direkomendasikan atau tidak DPP yang keluarkan," ujar Gembong di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Rabu (2/3/2016).

Hingga saat ini, Basuki akrab disapa Ahok belum meminta restu dari partai berlambang banteng tersebut. Djarot tidak akan bisa dipinang Ahok, sebelum ada persetujuan partai.

"Ahok harus izin partai dulu, karena Djarot fungsionalis partai," jelas Gembong.

Gembong menyebut komunikasi secara informal antara Ahok dan Djarot sudah dilakukan. Namun, harus ada pembicaraan secara formal dalam internal PDI P.

Hal itu berkaitan keinginan Ahok menggandeng Djarot.

"Sekali pun, Pak Djarot mau, tetap harus ada rekomendasi partai. Itu prinsip. Persetujuan itu di DPP meski otomatis ke Ketua Umum," ucapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, pada beberapa kali kesempatan, Ahok mengungkapkan niatnya untuk menggandeng Djarot di Pilkada. Djarot pun ingin kembali mendampingi Ahok untuk maju di Pilkada DKI 2017.

Ahok menilai kinerja Djarot selama mendampinginya lebih fokus di politik demi meningkatkan pengawasan pembangunan. Selain itu, kata Ahok, Djarot menjalankan roda pemerintahan sesuai prosedur.

"Tidak macem-macem. Sekarang ini, tidak ada niat mau nusuk orang. Mau apa, enggak ada macem-macem. Dia pasti bersih," imbuh dia.

Sementara Djarot mengatakan sudah ada pembicaraan dengan Ahok. Namun keputusan akhirnya, Djarot serahkan kepada PDI P.

"Saya sebagai kader, sebagai petugas partai, siap ditempatkan di mana saja. Eksekutif mau pun legislatif," ujar Djarot.

Dia tidak akan menolak, kalau PDI P setuju mencalonkan Ahok dan dirinya, sebagai Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur di Pilkada DKI 2017.

"Kalau punya misi yang sama, why not?" tegas Djarot.

Dia mengucapkan terima kasih kepada Ahok yang merasa sudah cocok dengan dirinya memimpin Ibu Kota.

"Terima kasih. Ya saya cocok, intinya harus saling melengkapi. Pak Ahok orang yang tegas dan bersih dari korupsi," imbuh dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini