Tribunnews.com, Jakarta - Pengamat politik dari lembaga survei Cyrus Network, Hasan Nasbi, mengatakan, tidak ada pengaruh luar biasa bagi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ketika akhirnya memilih maju lewat jalur independen dan berpasangan dengan Kepala BPKAD (Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah) Heru Budi Hartono.
Siapapun pasangan yang dipilih Ahok, elektabilitas Ahok dinilai cukup untuk mendongkrak dukungan kepada pasangan itu.
"Dengan siapapun Ahok berpasangan, modal utamanya tetap elektabilitas Ahok," kata Hasan ketika dihubungi, Senin (7/3/2016).
Hasan mengatakan, kehadiran Heru mungkin tidak menambah banyak presentase elektabilitas mereka. Namun, kehadiran Heru juga tidak mengurangi.
Disamping itu, Hasan berpendapat masyarakat Jakarta bukan masyarakat yang berorientasi dengan partai. Maksudnya, meski kader partai juga berada di tingkat akar rumput, pilihan masyarakat terhadap calon pemimpinnya tetap diputuskan diri sendiri dan bukan partai.
"Identitas kepartaian kita kan enggak tinggi. Di Indonesia itu enggak sampai 15 persenlah kira-kira. Jadi kalau ada warga yang pilihannya sama dengan partai itu hanya 15 persen," ujar Hasan.
Dalam berbagai survei, nama Ahok selalu muncul menjadi calon gubernur yang memiliki elektabilitas paling tinggi. Ahok sendiri sudah memilih untuk maju melalui jalur independen dan mengikuti Teman Ahok dengan segala risikonya.
(Jessi Carina)