News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gerhana Matahari

Kehabisan Kacamata Khusus, Ade Punya Cara Sendiri Nikmati Gerhana

Penulis: Valdy Arief
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ade Irawan (35) saat melihat pantulan bayangan gerhana menggunakan kotak lubang jarum proyeksi gerhana di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta, Rabu (9/3/2016).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berbeda dengan sejumlah warga Jakarta yang kebanyakan mengunakan kacamata khusus ND5 (Netral Density 5), hasil foto x-ray, atau bekas piringan disket, Ade Irawan (35) punya cara sendiri untuk melihat gerhana matahari.

Laki-laki lulusan jurusan Statistik Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya menggunakan perangkat sederhana yang dia namakan kotak lubang jarum proyeksi gerhana.

Ade mengaku alat sederhana itu dibuat karena tidak mendapatkan kacamata khusus baik yang dijual atau yang dibagikan secara cuma-cuma.

"Jadi saya buat saja kotak lubang jarum proyeksi gerhana ini," kata Ade di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta, Rabu (9/3/2016).

Kotak untuk melihat fenomena alam terhalangnya pancaran sang surya oleh bulan dibuat Ade dari kardus berukuran 30x10 sentimeter.

Kardus itu dilubangi pada satu bagiannya dan telah dilapisi alumunium foil pada bagian dalamnya.

Pada sisi lain kotak itu, Ade membuat celah untuk melihat pantulan sinar matahari saat terjadi gerhana.

Saat Tribun mencoba melihat ke dalam kotak itu, tampak jelas pantulan matahari yang tertutup sebagiannya oleh bulan.

Pembuatan alat tersebut, diakui Ade, hanya menghabiskan biaya sebesar Rp 7.000.

"Saya tahu cara membuatnya dari suatu buku," katanya.

Bersama dua anaknya yang ikut melihat fenomena alam itu, Ade merasa alat yang dia buat lebih aman ketimbang kacamata ND5.

"Kalau pakai kotak ini, kita hanya melihat pantulan cahaya. Jadi, saya rasa lebih aman," kata Ade.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini