TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Merasa kurang enak badan, Dr Sulistiyo pamit izin ke rekan-rekannya sesama anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) untuk menjalani terapi di RSAL Mintohardjo, Jakarta, Senin (14/3).
Tak sampai dua jam, anggota DPD yang sebelumnya rapat bersama Sulistiyo kaget bukan kepalang. Mereka mendapat kabar, Sulistiyo meninggal dunia saat menjalani terapi di Herbarik Oksigen di RSAL Mintoharjo, Jakarta Pusat.
Seperti hari-hari biasanya, Senin pagi Sulistiyo terlihat hadir berkantor. Dengan penuh semangat, Sulistiyo yang kini menjadi anggota Komite III DPD RI atau Alat Kelengkapan, mengikuti rapat konsinyering berbagai RUU yang dibahas DPD. Salah satunya mengenai RUU Ketenagerjaan Luar Negeri. Rapat dimulai sekitar pukul 09.00 WIB.
"Sebelum jeda istirahat atau sekitar pukul 12.00 WIB, Pak Sulistiyo izin. Beliau merasa kurang enak badan. Beliau izin untuk menjalani terapi kesehatan di RSAL Mintohardjo," ujar Kabid Pemberitaan DPD RI Mahyu Darma kepada Tribunnews.com, Senin malam.
Setelah rehat, Komite III DPD RI kembali melanjutkan rapat konsiyering.. Namun di sela-sela rapat, para senator ini mendapat kabar bahwa Sulistiyo telah meninggal dunia. "Kami mendapat kabar sekitar pukul 14.00 WIB. Kaget, pimpinan dan beberapa anggota DPD langsung ke RS Mintohardjo," lanjut Mahyu Darma.
Kadispen TNI AL Laksma M Zainudin menjelaskan, terapi Herbarik Oksigen di ruang tabung chamber (ozon) Pulau Miangas, Gedung Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) lama RSAL Mintohardjo.
Terapi dimulai sekitar pukul 11.30 WIB dengan membuat oksigen dari tabung dengan tekanan 2,4 atmosfir. Sekitar pukul 13.00 WIB, tekanan tabung mulai diturunkan menuju 1 atmosfir.
Secara mendadak, sekitar pukul 13.10 WIB terlihat percikan api di dalam chamber. "Operator dengan cepat membuka system fire, tapi api dalam chamber secara cepat langsung membesar dan tekanan dalam chamber naik dengan cepat sehingga safety valve terbuka dan menimbulkan ledakan," jelas Zainudin.
Dilanjutkan Zainuddin, dalam beberapa waktu api dapat dipadamkan. "Namun korban tidak dapat diselamatkan," lanjut Zainuddin.
Sekitar pukul 14.00 WIB, korban dapat dievakuasi dan langsung dibawa ke kamar jenazah RSAL Mintohardjo.
Sementara Petugas dan penunggu yang berada di Kamar Udara Bertekanan Tinggi (KUBT) langsung dievakuasi ke UGD RSAL Mintohardjo guna mendapat perawatan intensif akibat asap.
Korban tewas berjumlah empat orang. Yakni Irjen Pol (Purn) Abubakar Nataprawira (65 th) yang dulunya pernah menjabat Kadiv Humas Polri, kemudian besannya bernama Edi Suwandi (67), lalu anak Edi Suwandi yang berprofesi sebagai dokter, Dimas (28) serta Sulistiyo (54).
Menurut Mahyu Darma, jenazah Sulistiyo yang kini menjabat Ketua Umum PGRI dibawa ke RS Polri untuk menjalani autopsi sekitar pukul 16.00 WIB. "Tadi pimpinan DPD dan beberapa anggota lansung berangkat ke RS Mintohardjo. Ada Pak Oesman Sapta Oedang, ada Ibu Fahira, Pak Sekjen.
Menteri Pendidikan, Anies Baswedan kemarin langsung menengok jenazah Sulistiyo yang selama ini juga menjabat Ketua Umum PGRI. Menurut Anies, Sulistiyo tak menderita sakit. Dia menjalani treatment Hiperbarik Oksigen (HBO) untuk meningkatkan kebugaran.
"Mereka korban tak ada sakit. Hanya menjalani terapi dalam artian bukan mengobati sakit, tetapi untuk meningkatkan kebugaran dan lain-lain," tutur Anies ditemui di RSAL Mintoharjo.
Anies pun merasa kehilangan atas meninggalnya Sulistyo. Menurut Anies, di penghujung masa hidupnya, Sulistyo sempat menyampaikan pesan kepada Anies. Ia berharap supaya dunia pendidikan Indonesia dapat lebih baik di kemudian hari. "Beliau mengatakan pesan terakhirnya titip Indonesia bisa lebih baik," tutur Anies. (tribunnews/yls/val/gle/rio)