TRIBUNNEWS.COM - Penulis Andrea Hirata membantah bahwa dirinyalah yang menulis pesan berantai berjudul "Surat Andrea Hirata pada Ahok".
Sebelumnya beredar pesan lewat aplikasi WhatsApp yang mengatasnamakan Andrea Hirata.
Isinya tentang permintaan agar Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tak ikut Pilkada DKI 2017.
"Assalamualaikum kawan, utk kabar yg beredar di WA tg politik atas namaku: Itu bukan tulisanku, aplikasi WA saja aku tidak punya.Trims," tulisnya dalam akun Twitter @Andreahirata, Sabtu (19/3/2016).
Penulis novel Laskar Pelangi itu juga menegaskan lagi bahwa ia tak pernah memberi sumbangan dana untuk membantu Ahok dalam Pilkada DKI 2012 lalu.
"Klarifikasi lagi kawan: Saya tidak pernah menyumbang dana pada tokoh politik manapun dan tidak pernah ikut campur urusan politik. Trims," tulisnya lagi.
Berikut isi pesan yang mengatasnamakan Andrea Hirata tersebut:
SURAT ANDRE HERATA PADA AHOK
Selamat pagi Kawan. Saya berurai air mata ketika saya harus menyampaikannya kepada teman saya sendiri yang sangat baik kepada saya.
Saya termasuk mengagumi sepak terjang, keberanian, dan obsesi yang ia miliki untuk membangun negeri ini.
Saya juga seperti teman-temanya yang lain bahwa Jakarta memang membutuhkan sosok seperti dia saat ini. Kasar, tegas, dan pemberani. Karena Jakarta telah menjadi kota metropolis para "pembajak negara".
Tetapi demi negara dan bangsaku yang tercinta ini, aku terpaksa mengatakan kepadanya bahwa aku meminta kamu untuk tidak menjadi Gubernur Ibukota negaraku Indonesia yang juga negaramu.
Karena kamu sekarang tidak lagi berdiri sendiri. Di belakangmu sekarang sudah banyak pihak yang berkepentingan yang amat besar dan jangka panjang.
Ada grand design di belakangmu yang tidak bisa kau tolak, Kawan. Dan kamu harus tau dan paham bahwa grand design itu amat menakutkan bagi bangsaku saat ini, yang juga bangsamu.
Saya katakan, kau masih ingat ketika kita bicara di Cikini, akulah orang pertama yang menyumbang ke rekening perjuanganmu untuk berpasangan dengan Jokowi memimpin Jakarta. Bahkan aku mengajak teman-teman lainnya untuk ikut menyumbang.
Dan kau sukses. Seiring itu, kita masih sering bercanda melalui BBM. Kita bangga kepadamu Kawan. Kawanku, kini kau tidak sendirian.
Ada grand design di belakangmu yang sangat menakutkan bangsaku ini. Jika kau mundur sebagai calon Gubernur Ibukota negaraku yang juga negaramu, maka aku akan sangat bangga kepadamu dan kau tetap menjadi teman terbaikku yang pernah aku kenal sejak kita remaja di pulau tercinta kita, Belitung.
Tetapi.....tetapi....tetapi, jika kau tetap maju sebagai calon Gubernur Ibukota negaraku yang juga negaramu, maka demi bangsa dan negaraku kau kuanggap sebagai musuhku.
Dan aku akan menantang kamu sampai kamu tak berdaya bangkit lagi. Jika diperlukan "perang" maka saya akan berperang habis-habisan melawan kamu sampai kamu kalah dan tak berdaya.
Setelah itu, aku akan memeluk kamu Kawan. Dan aku akan meminta maaf, karena aku harus menyelamatkan bangsa dan negaraku dari cengkraman sebuah grand design yang menakutkan bangsaku.
Itulah aku Kawan, sahabatmu. Kita sama-sama punya mimpi besar terhadap bangsa dan negara ini sebagai anak Laskar Pelangi.
Pahamilah bahwa saya cinta kamu, saya bangga melihat kamu sekarang. Semoga kamu mengerti sikap saya ini.
Terima kasih.
Andre Hirata
Andi Muttya Keteng Pangerang/Kompas.com