TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Puluhan unggas yang berada di pemukiman pemulung di RT 14/14, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Selasa (15/3/2016) tiba-tiba mati mendadak.
Ternyata setelah diperiksa oleh Suku Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan (KPKP) Jakarta Selatan ternyata unggas-unggas itu terkena virus flu burung.
Ada sekitar 30 ekor unggas yang dipelihara oleh pemulung yang ada di lokasi itu.
Namun, secara mendadak 20 ekor unggas dengan jenis ayam dan entok tiba-tiba mati. Lalu, masyarakat melaporkan kejadian itu kepada aparat terkait.
"Ada sekitar 20 ekor ayam dan entok mati mendadak. Setelah terbukti positif AL, seluruh unggas di sekitarnya dilakukan pemusnahan," kata Kepala Suku Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan (KPKP) Jakarta Selatan Kristrisasi Helenandari saat dihubungi di Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (19/3/2016).
Hasil dari uji laboratorium itu keluar pada Kamis (17/3). Sehingga, Jumat (18/3) langsung dilakukan tindakan dengan cara focal culling (pemusnahan) dan diikuti dengan desinfeksi biosecurity.
"Itu flu burung di pemukiman pemulung. Virus itu sangat berbahaya sekali karena bisa langsung menular ke manusia," ucapnya.
Ketika ditanya soal ciri-ciri hewan yang terkena virus flue burung, kata dia, tergolong zoonosis. Atau penyakit hewan yang menular pada manusia. "Jadi ciri-cirinya mati tanpa sebab dan harus dilakukan uji laboratorium," ungkapnya.
Untuk manusia yang terinfeksi virus flu burung sendiri bisa diketahui dengan beberapa gejala seperti panas tinggi dan kebanyakan sering tidak tertolong atau meninggal dunia. "Lebih ganas dari flue biasa yang dialami manusia," tutur dia.
Pihaknya akan terus melakukan swepping terhadap hewan unggas yang ada di wilayah Jakarta Selatan. Agar penyebaran virus flue burung tidak ada lagi di Ibukota Jakarta. "Jumat kami juga berikan sosialisasi terhadap masyarakat bersama petugas puskesmas setempat," ucap dia.
Belum Ada Korban
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan Heny Fachrudin mengatakan meski ada unggas yang positif terinfeksi virus avian influenza (AI) tapi tidak ada penduduk yang terkena dampaknya.
"Yang kena hanya ayam, orang gak ada, tapi tetap kami pantau," kata Heny.
Dia menuturkan pihaknya menerima laporan ada ayam yang terjangkit flu burung pada tiga hari lalu. Dinas Kesehatan pun segera memantau ketat penduduk yang berada di lingkungan sekitar. "Seminggu ini pemantauan kami ketatkan ke pemilik, penduduk sekelilingnya, dan tetangga-tetangga apakah ada gejala flu atau tidak," ujarnya.
Ia berujar, masa pemantauan pun akan diperpanjang hingga dua pekan ke depan untuk memastikan tidak ada warga yang terinfeksi flu burung.
Penyuluhan dari puskesmas pun telah dilakukan semenjak ada laporan masuk.
Heny meminta warga sekitar untuk memeriksakan diri ke puskesma bila menunjukkan gejala flu seperti merasa demam. Ia menuturkan petugas kesehatan telah turun ke lapangan untuk memeriksa langsung penduduk sekitar. (Bintang Pradewo)