TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Keluarga Letnan Satu (CPN) Wiradhy Tri Darwoko, korban tewas dari helikopter jenis Bell 412 EP dengan nomor HA 5171 masih menunggu kedatangan jenazah.
Hingga kini, puluhan kerabat telah memadati rumah orangtua Wiradhi alias Dika di Komplek Sapta Taruna III Kementerian PU dan PR, Jalan Koperpu II RT 03/34, Kelurahan Bojongrawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Senin (21/3/2016) siang.
Paman korban, Asep Wahyudin (50) menuturkan, berdasarkan perintah komandan Dika, keluarga disarankan untuk menunggu di rumah dan bersiap-siap.
Sebab jenazah akan dikirim langsung dari Palu ke Jakarta. Sayangnya, jenazah Dika langsung dibawa ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan untuk dimakamkan.
"Informasinya hari ini pihak keluarga dijemput oleh TNI untuk mengikuti proses pemakaman Dika. Cuma kami belum tahu, kapan akan dijemput," kata Asep saat ditemui di rumah duka, Senin (21/3) siang.
Asep mengatakan, mayoritas pihak keluarga telah mengikhlaskan kejadian ini. Mereka menganggap kematian Dika bagian dari tugas negara dan sudah Kehendak Tuhan Yang Maha Esa (YME).
Hanya saja, kata dia, nenek Dika atau ibu dari ayahnya tak terima almarhum langsung dimakamkan. Neneknya yang bernama Tunemi (76) justru meminta agar jenazah Dika terlebih dahulu dibawa ke rumah duka.
"Awalnya memang menolak, tapi akhirnya nenek Dika menerima bahwa jenazah langsung dimakamkan di TMP Kalibata," ujar Asep.
Asep menambahkan, pihak keluarga mengetahui insiden ini dari komandannya Dika pada Minggu (20/3) pukul 23.00. Namun demikian, sejak awal pihak keluarga telah mengetahui insiden ini pada sore hari atau sesaat setelah kejadian, hanya saja informasi yang diterima masih simpang siur ihwal identitas korban.
"Nama familiarnya kan Dhika, jadi pas disebut Wiradhy kami pikir orang lain. Tapi belakangan, Wiradhy itu keponakan kami," kata Asep. (Fitriyandi Al Fajri)