News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Malu Dengar Bocah 1,5 Merengek di Tempat Bermain, RR Gigit Telinga Korban hingga Meninggal

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RR (26), kini telah mendekam di ruang tahanan Polres Bogor Kota.

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudhi Maulana

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR  - RR (26), kini telah mendekam di ruang tahanan Polres Bogor Kota. 

RR sudah menginap di ruang tahanan sejak Sabtu (26/3/2016), setelah penggalian makam M. Arga, bocah berusia 1,5 tahun. 

Pria ini ditahan karena menjadi tersangka dalam kasus dugaan penganiayaan terhadap Arga hingga meninggal dunia.

Ia mengungkapkan, alasan dirinya menganiaya korban ia merasa malu saat Arga merengek di taman bermain.

"Saya lagi ajak dia main ayunan ke taman. Tapi dia merengek, saya malu kesannya kaya menculik anak kecil," katanya di Mapolres Bogor Kota, Senin (28/3/2016).

Lanjutnya, saat itu kondisi taman sedang ada orang lain. 

Awalnya, dia enggan menyebutkan bagaimana ia menganiaya korban.  Namun, saat dipancing wartawan, akhirnya dia mengatakan kalau ia sempat menggigit pipi kanan dan kiri korban.  Ia juga menggigit kedua telinga korban.

"Saya gigit dua atau tiga kali di pipi. Saya gak ada niat untuk ngebunuh, saya lagi apes aja," tuturnya.

Setelah dianiaya, rupanya tubuh Arga tiba-tiba lemas dan sempat tak sadarkan diri.  Akhirnya, dia langsung membawa Arga ke Rumah Sakit Marzuki Mahdi

Ia pun memberitahu Ririn, rekan dari ibu korban, Delima Agustini (19). Ririn diketahui juga merupakan kekasih dari kakak RR.

Lalu, Ririn memberi tahu Delima kalau anaknya berada di rumah sakit. "Dokter gak ngasih penjelasan, hanya katanya ini anak sudah lewat (meninggal)," terangnya.

Ia menuturkan, ia sudah terbilang dekat dengan Arga. Namun, saat itu Arga rewel dan ngambek dan merengek tak seperti biasanya.

Sebelumnya diberitakan, suara jerit tangis terdengar di lorong jalan sempit pagi itu, sekitar pukul 07.00 WIB, Sabtu (19/3/2016).

Suara tersebut merupakan tangisan M Arga, bocah berusia 1,5 tahun, anak Delima Agustini yang berprofesi sebagai pembantu rumah tangga (PRT).

Suara tangisan itu rupanya merupakan tangisan Arga yang didengar Delima untuk terakhir kalinya. Pada siang harinya delima mendapati Arga sudah tak bernyawa di Rumah Sakit Marzuki Mahdi.

"Setiap hari saya memang selalu mengajak anak saya ke rumah majikan. Cuma pagi itu saya belum selesai siap-siap, dan temen saya Rn sudah nyamper ke rumah saya. Dia bilang kalau dia mau bawa anak saya duluan ke tempat majikan saya, nanti saya disuruh nyusul," kata Delima kepada TribunnewsBogor.com, Minggu (27/3/2016).

Saat dibawa oleh Rn, Arga yang saat itu sedang bermain di luar rumah menangis dan menjerit. Tangisan Arga juga didengar oleh para tetangganya.

Padahal, selama ini Arga sudah mengenal dengan Rn dan tidak rewel ketika digendong Rn. "Padahal dia itu deket gampang deket sama orang baru. Dia juga aktif orangnya, gak suka rewel," tuturnya.

Delima tidak punya firasat atau perasaan apapun sebelum mengetahui anaknya telah meninggal. Ia pun berangkat menuju rumah majikannya dan tiba sekitar pukul 08.00 WIB.

Sesampainya di rumah majikan, Delima tidak melihat anaknya. Lantas, ia diberitahu oleh Rn kalau anaknya sedang dibawa oleh anak majikannya, RR (26).  Delima pun santai melanjutkan pekerjaannya. Sekitar pukul 11.00 WIB, Delima mendapat telepon dari RR kalau anaknya dilarikan ke RS Marzuki Mahdi.

"Saya langsung ke rumah sakit dan anak saya sudah meninggal. Saya langsung nangis dan nanya kenapa anak saya, tapi RR bilang gak tahu," terangnya.

Ia melihat kondisi tubuh anaknya dipenuhi luka memar. Bagian pipi kanan dan kirinya ada bekas memar membiru, lalu di bibirnya ada bekas memar. Di kuping kiri dan kananya juga ada bekas luka. "Sebelum dibawa kerja, anak saya tuh bersih gak ada bekas luka apa-apa. Tapi kenapa jadi begini," terangnya.

Seminggu telah berlalu, Delima masih merasa kehilangan anak pertamanya ini. Ia tidak menyangka anaknya bisa meninggal dengan cara tragis.  Lantas, karena merasa ada kejanggalan pada kematian Arga, keluarga pun melapor ke pihak Polres Bogor Kota pada Minggu (20/3/2016).

 Buntut dari laporan tersebut yakni dengan dilakukan pembongkaran kembali makam Arga pada Sabtu (26/3/2016). Proses pembongkaran makam berlangsung tertutup, mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.

Dari hasil otopsi, Satreskrim Polres Bogor Kota mengumumkan kalau di tubuh Arga memang terdapat luka memar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini