TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memaparkan perkembangan kotanya di depan peserta Musyawarah Nasional (Munas) Surabaya Community di Club House Springhill, Kemayoran, Jakarta, Sabtu (2/4/2016).
Dalam satu sesi pemaparannya, seorang peserta Munas menyinggung bekas kawasan prostitusi Dolly.
Entah karena kaget, Risma sempat tertukar menyebut Dolly dengan kawasan prostitusi lain yang baru ditutup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yakni Kalijodo.
"Oh nanti, belum lihat kan Kalijodo, eh Kalijodo. Dolly sekarang," kata Tri Rismaharini sembari tersenyum.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat yang turut menghadiri Munas tersebut mendengarnya dan ikut tertawa bersama para peserta Munas.
Setelah sampai pada bagian pemaparan situasi Dolly saat ini, Risma menyatakan bekas kawasan bisnis esek-esek itu sudah dalam keadaan jauh lebih baik.
"Sekarang sudah ada produk dari sana, tapi mereka sempat bingung mau kasi nama apa?" katanya.
Seorang peserta Munas yang hadir memberi usul agar sepatu, satu di antara beberapa produk kerajinan dari bekas lokalisasi itu sesuai namanya terdahulu, Dolly.
Risma yang tidak setuju dengan usulan canda itu, sontak menjawab santai "ojo (jangan)," diikuti gelak tawa seluruh orang yang mendengar.
Selain menjadi sentra kerajinan, Wali Kota Surabaya menjelaskan, sekarang banyak anak-anak di bekas lokalisasi itu karena pihaknya menyediakan berbagai pelatihan.
Termasuk pelatihan komputer untuk anak-anak.
Pada bagian penjelasan yang sama Risma juga sempat mengaku heran dengan penertiban Dolly.
"Sebelum Dolly, ada lima lokalisasi lain yang juga saya tutup, tapi cuma Dolly yang buat ribut," kata Risma.
Setelah Risma menyampaikan kebingungannya, seorang peserta Munas menjawab dengan santai. "Di sana banyak yang main bu,".
Setelah jawaban canda itu terlontar seisi lokasi Munas kembali terbahak-bahak.