TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di udara, kedua mata Presiden Joko Widodo sempat tertuju ke proyek reklamasi ketika melintasi langit-langit Jakarta dalam perjalanannya dari Pangkalan Udara TNI AU Atang Sanjaja, Bogor ke Kepulauan Seribu.
Dari udara, pemandangan tersebut sangat jelas. Segala sudut proyek pembuatan daratan di teluk Jakarta yang sebagian berjalan tersebut terlihat.
Tujuan Presiden ke Kepulauan Seribu pagi itu yakni untuk membuka Gerakan Nasional Penyelamatan Tumbuhan dan Satwa Liar.
Di dalam Helikopter Kepresidenan, Super Puma TNI AU, Presiden Jokowi didampingi oleh Staf Khusus Bidang Komunikasi, Johan Budi Sapto Pribowo, Kepala Staf Presiden Teten Masduki dan lainnya.
Setelah sejenak memandang ke proyek reklamasi tersebut, Presiden Jokowi kemudian membicarakannya kepada jajarannya yang mendampingi.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Johan Budi.
Ia mengatakan ada diskusi antara dirinya, Presiden dan lainnya terkait polemik proyek tersebut.
"Ya sebetulnya ada, kemudian kami berdiskusi lah itu (di dalam helikopter) kan satu dengan Pak Teten juga," kata Johan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (14/4/2016).
Namun, Johan memilih untuk merahasiakan apa yang menjadi diskusinya dengan Presiden Jokowi.
"Tapi diskusinya tidak bisa kita sharing. Apakah berhenti (helikopternya) secara khusus, Tidak. Tetapi menengok dikit ya, lihat," ucap Johan.
Proyek itu sempat menjadi polemik ketika Joko Widodo masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Waktu itu, persoalannya masih sebatas AMDAL.
Belakangan, polemik tersebut kembali hangat ketika ditemukan adanya dugaan suap dalam proyek tersebut, yang menyeret Ketua Komisi D DPRD DKI, M Sanusi dan bos Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja.
Nama pengusaha besar lainnya seperti Sugianto Kusuma alias Aguan, bos Agung Sedayu Group kini telah dicekal untuk berpergian keluar negeri oleh KPK dan Staf Pribadi Gubernur DKI Jakarta, Sunny Tanuwidjaja pun telah menjalani pemeriksaan di KPK terkait kasus suap tersebut.