TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Jupan R siap mengundurkan diri jika ada kekerasan yang dilakukan oleh Satpol PP dalam pelaksanaan tugas penggusuran yang terjadi di Kalijodo dan Luar Batang.
"Saya konsisten, detik ini saya siap mundur kalau ada satu tetes darah dari penggusuran Kalijodo dan Luar Batang," tegas Jupan di Ruang Komisi A DPRD DKI Jakarta, Jumat (15/4/2016).
Menurut Jupan selama menjalankan tugas selama dua bulan menjadi Kasatpol PP, dirinya selalu melakukan tugas sebagaimana diperintahkan oleh undang-undang. Sehingga tidak akan menyiksa atau mengintimidasi warga.
"Tidak ada rotan, tidak ada pentungan, saya menghormati HAM. Saya bekerja sesuai dengan undang-undang dan perintah atasan," jelasnya.
Namun, hal tersebut kemudian dibantah oleh Firman bersama dua warga lainnya, warga kawasan Luar Batang yang sempat dipukuli oleh Pol PP dan Polisi di belakang kendaraan pol PP yang berada di lokasi penggusuran.
"Saya korbannya, Pak. Suasana waktu itu "chaos" saya hanya tahu, saya dipukuli oleh Pol PP dan Polisi. Untung ada TNI yang datang dan menarik saya menjauh dari aparat yang memukuli saya," urai Firman.
Ketika mendengar hal itu, warga yang mengikuti pertemuan antara jajaran wali kota Jakarta Utara dan Komisi A langsung mempertanyakan perihal mundurnya Kasatpol PP.
"Jadi kapan mau mundur, Pak? Sekarang saja mundur. Jangan bohongin kita terus, Pak. Ada bukti ini, woi!" teriak mereka.
Namun, Jupan menegaskan bahwa dirinya akan tetap mundur jika ada bukti yang kuat dan hal itu memang terjadi.
"Saya akan mundur, jika benar. Ingat jika benar ada kekerasan. Saya tidak main-main dengan janji saya," tukas Jupan.