News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penertiban Luar Batang

Warga Luar Batang Kritik Rusun "Dapurnya, Mohon Maaf Nih, Kayak Kandang Ayam!"

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga kawasan Luar Batang, Hardiyansyah.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang warga kawasan Luar Batang, Hardiyansyah menceritakan pengalaman sulitnya mendapatkan rumah susun sebagai pengganti rumahnya yang telah digusur di kawasan Luar Batang RW 4, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

Pada saat rumahnya akan digusur, Hardiyansah menceritakan telah beberapa kali mencari rumah susun yang disediakan oleh Pemerintah Provinsi.

"Jujur nih, pak. Saya susah cari-cari rusun yang katanya buat pemindahan kita dari Luar Batang. Saya bolak balik cari rusun tidak ada yang bisa ditempati," tutur Juhai kepada pemerintah kota Jakarta Utara di Ruang Komisi A DPRD DKI Jakarta, Jumat (15/4/2016).

Hardiansyah yang akan membawa lima anggota keluarganya mengatakan bahwa telah menyambangi beberapa rumah susun dan banyak hal yang menghambat dirinya menempati rumah sewa tersebut.

Pada Kamis (7/4/2016) sebelum penggusuran, dia menuturkan bahwa sudah melihat-lihat Rusun Rawa Bebek, Jakarta Timur, namun dia menilai bahwa rusun tersebut hanya dapat ditinggali oleh bujangan yang tidak mempunyai keluarga.

"Mau makan harus beli dulu. Dapurnya, mohon maaf saja nih, Pak. Kayak kandang ayam, kecil banget. Bisa taruh kompor aja saja sudah syukur," urainya.

Pria yang saat ini berumur 36 tahun tersebut akhirnya menuju rusun Cakung Barat.

Sesampainya disana, dia sudah menerima kunci hasil undian. Namun, apa yang terjadi? Rumah tersebut sudah dihuni orang dan dia diberikan rumah yang sama.

"Gila apa? Saya buka kunci tidak bisa, pas saya dobrak, ada orang di dalam. Lah? Ini saya bagaimana saya mau tinggal?" keluhnya.

Pada Sabtu (9/4/2016) pagi dirinya langsung menyambangi rumah susun di Tipar Cakung karena berharap ada sisa rumah yang dapat ditempati. Namun, dirinya tidak mendapatkan rumah karena pengurusan yang terlalu berbelit.

Akhirnya Hardiansyah memilih untuk menempati rusun Marunda agar dirinya dan keluarga dapat melanjutkan hidup, mengingat tempat kerjanya di Pluit lebih mudah untuk dijangkau.

"Masalahnya belum selesai, Pak. Saya diping-pong sama kelurahan sama kecamatan. Kata yang kelola rusun harus Pak Lurah dulu. Kata Pak Lurah harus ke Camat dulu, saya sms camat enggak dibalas, diteleponin dari dulu enggak diangkat juga. Ini aja baru ketemu," urainya.

Sementara itu, Camat Penjaringan, Abdul Chalit berjanji akan segera menuntaskan hal itu secara cepat dan mekanismenya akan lebih dipermudah.

"Kalau sudah dapat PM satu itu sebenarnya sudah bisa masuk ke rusun. Tapi nanti saya akan selesaikan," kata Abdul dalam kesempatan yang sama.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini