"Lah aku kan lebih ngerti. Kamu tahu nggak kenapa nggak bisa bohongin saya soal rob? Saya tiap pagi kalau liat dari jendela rumah saya, saya langsung lihat laut naik berapa tinggi."
"Jadi jarak laut sama rumah saya itu paling 60 meter. 60 meter tuh masih jelas sekali tahu nggak. Jadi saya tahu kalau tembok kanal udah naik berapa saya tahu," katanya.
Ia pun langsung menanyakan informasi tersebut ke petugas pomp air.
Ia mempertanyakan apakah air pasang masuk ke daratan atau tidak.
"Saya tanya petugas pompa pintu air. Jam 10 saya panggil, saya jejerin, saya ngomong. Coba dengerin baik-baik semua. Ada nggak air laut masuk? Nggak ada pak. Bener nggak air laut masuk ke Ancol?"
"Nggak pernah pak. Nah dengerin ya pak Wali yah. Makanya aku ledekin dia," katanya.
"Kan saya ngomong, mana ada banjir? Saya tanya satu-satu. Memang air laut masuk? 'enggak pak'. Kok katanya (Rustam) ada air laut yang masuk?"
"Makanya gue ledekin, Wah jangan-jangan ini sengkongkol sama Yusril kalau gitu," imbuh dia.
"Terus dia bilang, 'enggak pak enggak pak'. Makanya kita ketawa. "
"Saya pikir dia tahu kok kita bercanda," kata mantan Bupati Belitung Timur tersebut.
Ahok beber dosa Rustam
Seusai Rustam mencurahkan perasaannya di akun Facebook-nya, Gubernur DKI Jakarta beber apa saja dosa-dosa Rustam selama bekerja menjadi Wali Kota Jakarta Utara.
"Bagi saya mau curhat seratus kali kek, mau seribu kali kek, ya kalian nilai sendiri saja."
"Cuma, orang ini memang aktivis, sekolah politik, jadi bagi saya ini berpolitik. Cuma untung saja dia punya Gubernur, aku mah nggak pedulilah lu mau berpolitik, yang penting kerjaan beres," kata Ahok, di Lapangan IRTI, Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (25/4/2016).