Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Motif asmara sangat kental dalam kasus pembunuhan karyawati pabrik plastik Polyta Global Mandiri di Dadap, Tanggerang, Banten, Eno Parihah.
Ketiga pelaku nekat membunuh karena sakit hati ditolak oleh perempuan berusia 19 tahun tersebut. Bahkan salah satunya adalah teman satu pabrik Eno berinisial Rar alias Arif (24).
Arif merupakan orang pertama yang diciduk polisi, usai jenazah Eno ditemukan di kamarnya di mess wanita Pabrik Polyta Global Mandiri di kelurahan Jatimulya, Jalan Raya pernacis Pergudangan 8, Kosambi, Dadap, Tangerang, Banten. Arif sendiri tinggal di mess pria yang bersebelahan dengan mess wanita yang ditinggali Enno.
Berdasarkan penelusuran di lapangan, antara mess wanita dan pria terpisah dengan tiga kamar mandi berderat. Kedua mess memiliki pintu akses terpisah yang hanya bisa di buka dari dalam.
"Hasil olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi akhirnya pada sabtu 14 Mei 2016 sekitar pukul 02.00 wib, petugas berhasil melakukan penggeledahan dan penangkapan terhadap Rar alias Arif di kamar messnya yang tidak jauh dari kamar korban," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti, Selasa (17/5/2016).
Berdasarkan pengakuan kepada petugas, Arif nekad membunuh Eno yang merupakan teman satu pabriknya lantaran sakit hati sering disebut jelek.
Namun ia dikenal playboy. Padahal status ARif sudah menikah di kampungnya, namun mengaku bujang. Bahkan Ia memiliki pacar bernama Sari yang tak lain teman satu mess Eno.
"Arif sudah menikah mengaku bujang berpacaran bernama Sari. Kita telah periksa Sari dan dia tidak terlibat," katanya.
Meski telah memiliki pacar yang satu pabrik dengannya, namun Arif diam diam menyukai Eno. Nahas, pendekatan yang dilakukannya ditolak oleh Eno.
"Dan sama dengan lainnya, dia (Arif) juga menyukai korban," katanya.
Arif sendiri merupakan pelaku yang melakukan tindakan biadab. Selain menyetubuhi korban, Arif juga lah yang berperan memasukan gagang pacul ke dalam tubuh korban.