TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Ratusan pegawai pria di lingkungan Pemerintah Kota Bekasi kompak menggunduli rambutnya, Kamis (2/6/2016) siang.
Mereka mencukur rambutnya hingga tak tersisa, karena mengikuti nazar (janji) Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi.
Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) ini telah bernazar bahwa bila meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap keuangan daerah yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Jawa Barat, dia akan menggunduli rambutnya.
"Mencukur rambut ini adalah nazar dan harapan saya agar Pemerintah Kota Bekasi bisa meraih WTP," kata Rahmat di Plaza Pemkot Bekasi, Kamis (2/6/2016) siang.
Rahmat mengungkapkan, sebetulnya nazar itu direalisasikan setelah BPK Jawa Barat mengumumkan hasil WTP pada Selasa (7/6/2016) mendatang.
Namun karena tak sabar, ia justru menggunduli rambutnya lebih dulu.
Tak disangka, ratusan pegawai di lingkungan pemerintah setempat justru mengikuti jejak Rahmat.
"Kalau pegawai ikut menggunduli rambutnya, berarti semakin banyak yang mendoakan supaya Pemkot Bekasi bisa raih WTP," ujar Rahmat.
Rahmat mengungkapkan, akan menjadi sejarah bila Kota Bekasi meraih WTP.
Sebab selama lahirnya atau pemekaran Kota Bekasi dengan Kabupaten Bekasi pada 19 tahun silam, wilayahnya belum pernah memperoleh WTP.
Adapun WTP adalah opini audit yang diterbitkan karena laporan keuangan daerah dianggap bebas dari salah saji material atau prinsip akuntansinya berjalan dengan baik.
Rahmat menambahkan, ide menggunduli botaknya berawal dari perbincangan santai dirinya dengan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Bekasi, Widodo Indrijantoro, Rabu (1/6).
Saat itu, mereka sepakat untuk menggunduli rambutnya dan memanjatkan doa agar meraih WTP.
Rupanya, tanpa sepengetahuan keduanya Wakil Wali Kota Bekasi, Ahmad Syaikhu juga melakukan hal serupa dengan memangkas habis rambutnya.
Sejak Rabu (1/6) kemarin, tampilan berkepala botak ini langsung diikuti oleh pagawai laki-laki di lingkungan Pemerintahan Kota Bekasi.
"Ini sebagai bentuk solidaritas antar pegawai. Masak Wali Kota dan Wakil Wali Kota sudah begini (plontos), ada pegawai yang tidak mengikutinya? Bagaimana dapat berjalan dengan baik kalau begitu," kata Rahmat.
Meski begitu, kata dia, kepala daerah tidak mengharuskan pegawainya untuk dicukur plontos.
"Tidak ada keharusan, tapi pegawai harus punya rasa empati antar pegawai (untuk membotaki kepalanya)," ucapnya.
Salah seorang pegawai dari Humas Setda Kota Bekasi, Agung Fakhrudin (29) mengaku tak mempersoalkan dengan penampilan barunya ini, tanpa menggunakan rambut.
Agung menyebut, kepala pelontos merupakan wujud solidaritas antara pegawai dengan pimpinan daerah.
"Saya tidak masalah dicukur begini, yah sekali-kali coba tampilan baru tanpa rambut di kepala," ujar Agung.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri