Ia tidak terlalu mengetahui apa saja aktivitas PKI di gedung itu.
Ia hanya tahu bahwa gedung itu sering digunakan untuk rapat.
Orang-orang yang datang ke rapat itu juga bukan orang kampung setempat, melainkan orang dari luar Kramat.
"Pertemuannya tertutup. Kami cuma tahu aja, oh ramai, ada rapat. Mereka memang enggak berkomunikasi sama warga kampung," ujar Murni.
Penampakan gedung bekas PKI di Jalan Kramat V, Senen, Jakarta Pusat.
Ia mengisahkan, pada tahun 1965, bangunan itu diserbu dan dibakar massa.
Sejak saat itu, tak ada aktivitas PKI di sana.
Setelah sempat diduduki TNI Angkatan Darat, bangunan itu direnovasi menjadi lima lantai.
Bangunan kemudian digunakan sebagai kantor salah satu Direktorat Jenderal Departemen Pariwisata.
"Mungkin dipakai jadi kantor pariwisata itu sampai tahun 80-an Setelah itu ya sudah, dibiarkan begitu saja sampai sekarang," ujar Murni.
Kemudian, lanjut Murni, pada akhir April 2016, ada sekelompok orang yang memasuki lahan gedung itu.
Mereka ingin menjadikannya sebagai tempat menyimpan gerobak pedagang kaki lima di sekitar Jalan Kramat Raya.
"Kayaknya mau disewain ke PKL. Tapi karena itu lahan sudah dibeli sama Acacia, orang Acacia datang, melarang mereka. Akhirnya enggak jadi masuk orang-orang itu," ujar Murni.
Mangkrak