TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jebolnya tanggul pantai dan pasang air laut telah merendam perumahan Pantai Mutiara, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, dengan ketinggian air mencapai 50 - 150 sentimeter, Jumat (3/6/2016), sekitar pukul 20.00 WIB.
Hari ini air surut. Tanggul sudah ditutupi dengan karung pasir, air telah disedot dengan alat pompa.
Cerita seru kala banjir meyerang pemukimannya dituturkan oleh Bayu Hadiwijaya (39), selaku warga Blok TB Pantai Mutiara Pluit.
Semalam atau sepulang dirinya bekerja di Kawasan Tanjung Priok, diakui Bayu ingin mencuci mobilnya sendiri di dalam pagar rumahnya.
Tepat pukul 18.00 WIB suasana di pemukimannya tak begitu ramai akan aktivitas warga.
Pria yang mengaku seorang pengusaha bidang properti ini mengatakan tak ada keanehan di wilayahnya saat itu.
"Saya niat pulang kerja, sampai rumah cuci mobil, kisaran 18.30-an lah. Itu saya mencuci mobil selesai - selesai lah jam 19.00 WIB. Saya beresin peralatan mencuci mobil, saya naik ke atas rumah mau makan, karena lapar. Ya sudah, selesai saya makan niat mau masukkin mobil ke garasi. Anehnya kok ada genangan air sudah meggenang depan pagar saya ya. Saya cuek aja tuh sambil masukkin mobil ke garasi, saya tetap penasaran, saya keluar dari pagar memang betulan air. Wah, tumben-tumbenan aja nih bisa begini. Air datang darimana ini?" ujarnya.
Ia melanjutkan, "Genangan airnya tuh ngalir mas, kaya sungai ngikutin jalanan di sini. Warga lain juga pada keluar, saya dapat telepon dari teman saya juga, katanya air bah. Waduh.. Apa iya kiamat? Saya udah kepikiran di situ. Saya diamkan lama kelamaan ini genangan meninggi sampai rendam mobil - mobil tetangga saya yang lain. Aduh, saya masuk ke dalam rumah dan saya minta istri dan dua anak saya di dalam dan jangan keluar kemana - mana," ujarnya kembali.
Jebolnya tanggul dan membuat 124 rumah warga terendam, turut pula diceritakan oleh salah seorang warga lainnya, Hendra (38).
Pria yang tinggal di Blok R Pantai Mutiara ini menjelaskan tahu adanya banjir dadakan yang menimpa wilayahnya, dari tetangganya sendiri yang menghubunginya via telepon.
"Saya ditelepon tetangga saya kalau Pantai Mutiara diterjang banjir mendadak. Padahal hujan sih enggak mas. Tenang-tenang aja. Tapi kisaran jam 20.00 WIB itu airnya sudah tinggi mas. Katanya ada tanggul jebol, saya pikir dekat sekali dari rumah saya, kisaran 200 meteran lah. Itu airnya ngalir depan rumah saya mirip sungai. Persis! Saya udah ketakutan aja," jelasnya.
Alhasil, tinggi air yang mencapai perut orang dewasa bahkan dapat menutup atap mobil, membuat pria yang merupakan seorang pegawai di salah satu perusahaan swasta ternama di Kawasan Penjaringan, berlindung di kediamannya yang berlantai dua bersama istri dan anak perempuan semata wayangnya.
"Saya coba tengok anak saya lagi tidur di atas sama istri saya, dan saya suruh ke lantai dua, takutnya masuk ke rumah saya ya kan. Tapi hanya depannya saja. Petugas juga tak lama datang. Kondisinya seram pak, gelap. Saya seramnya itu banjir persis sungai pak. Mengalir deras," jelasnya.
Penulis: Panji Baskhara Ramadhan