TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lanjutan TSC 2016 antara Persija Jakarta dan Sriwijaya FC di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jumat (24/6/2016), harus dihentikan karena kericuhan suporter.
Seluruh penonton juga terpaksa dievakuasi keluar stadion karena situasi tak kondusif akibat kepulan asap gas air mata.
Laga dihentikan pada menit ke-80, setelah Persija kebobolan melalui tendangan bebas Hilton Moreira.
Pihak keamanan menembakkan gas air mata guna menghalau aksi The Jakmania yang sempat ingin memasuki lapangan di akhir babak kedua.
Akibatnya, bentrokan antara pihak keamanan dan suporter yang berada di sektor tribun timur pun tak terhindarkan.
Ketika ditemui awak media di sela-sela kericuhan, Ketua The Jakmania, Richard Achmad berserta jajaran pengurus lainnya tengah berupaya mengendalikan seluruh anggotanya yang masih berada di sekitar stadion.
"Waktu kejadian, saya dan beberapa pengurus justru tengah menyisir beberapa the Jak yang tak memiliki KTA agar kericuhan tak meluas. Tiba-tiba situasi semakin tak terkendalikan," ujar Richard.
"Sejauh ini, kami belum tahu berapa jumlah korban dari anggota kami. Ini kami masih berupaya agar teman-teman bisa pulang dengan aman dan tertib," sambung Richard.
Sementara itu, beberapa The Jakmania yang menjadi korban gas air mata masih mendapat perawatan di bawah tribune stadion.
Upaya untuk membawa beberapa korban ke rumah sakit juga agak terkendala dengan kondisi di luar stadion yang belum kondusif.
"Kami juga menyesali kericuhan ini. Apalagi, ini juga diluar kendali kami. Yang pasti, teman-teman yang jadi korban akan segera kami bawa ke rumah sakit dan didata begitu kondisi diluar stadion sudah steril," lanjut Richard.
Ia juga menyayangkan kericuhan ini terjadi. Pasalnya, laga ini merupakan laga terakhir Persija bermarkas di SUGBK karena stadion sarat sejarah tersebut bakal direnovasi sebagai bagian dari persiapa tuan rumah Asian Games 2018. (Martinus Raya Bangun)