TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyayangkan rancang bangunan di Terminal Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur.
Terminal yang baru beroperasi untuk Bus Antar Kota Antar Provinsi sejak 15 Juni 2016 tersebut, luasnya berkisar 12,6 hektar.
Ahok menyatakan rancang desain bukan ditentukan pada masa kepemimpinannya.
Melainkan dirancang saat Fauzi Bowo masih menjabat sebagai orang nomor satu di Jakarta.
Menurut Ahok luas itu bisa dimaksimalkan lagi dengan membangun rumah susun.
"Ini mah gede fisiknya doang. Fungsinya...ya sudah kita masuk (menjabat di Jakarta), barang (terminal) sudah jadi kok," ujar Ahok, Senin (4/7/2016).
Harus ada rumah susun di setiap terminal di Jakarta.
Pasalnya,ketersediaan lahan di Jakarta yang semakin sulit, membuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus memaksimalkan ketersediaan lahan, kemudian mendirikan bangunan tinggi ke atas.
"Memang bangunnya sayang saja desainnya. Kalau konsep kita yang baru, semua terminal, atasnya harusnya rumah susun," ucap Ahok.
Terminal Pulo Gebang merupakan terminal bus Tipe A, yang berfungsi melayani kendaraan penumpang umum untuk angkutan antar-kota antar-provinsi (AKAP), angkutan antar-kota dalam provinasi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.
Sejak awal pembangunan pada 2010 lalu, Terminal Pulo Gebang memang diperuntukan bukan hanya untuk aktivitas naik turun penumpang.
Tapi juga diperuntukan untuk aktivitas komersil.
Contohnya, terdapat dua area pusat perbelanjaan.
Pertama terletak di sisi utara terminal dengan luas 5.000 meter persegi, dan di sisi selatan dengan luas 4.000 meter persegi.
Area komersil ini juga akan didukung oleh keberadaan 150 unit kios yang diperuntukkan untuk Usaha Kecil Menengah (UKM).